WahanaNews.co | Tol listrik sepanjang 864 kilometer sirkuit
(kms), yang sudah dibangun sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),
yakni tahun 2006, akhirnya resmi beroperasi di Flores, Nusa Tenggara Timur,
pada zamannya pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi.
Penyambungan listrik ini membentang dari Labuan Bajo hingga
Maumere, dengan menelan biaya sebesar Rp 1,1 triliun.
Baca Juga:
PLN Banten Pastikan Operasional SPKLU Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak Andal
"Penyambungan tol listrik ini rampung dilakukan oleh PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) pada Jumat, 30 Juli 2021, kemarin,"
kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK)
Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dikutip dari keterangan resmi Kementerian,
Senin (2/8/2021).
Menurut Agung, kehadiran tol listrik merupakan bentuk komitmen
pemerintah --yang memberikan penugasan kepada PLN-- dalam memperkuat keandalan
listrik dan peningkatan rasio elektrifikasi di Wilayah Indonesia Timur.
"Kami secara serius meningkatkan kualitas mutu listrik di
Indonesia Timur. Semoga adanya infrastruktur listrik ini bisa menarik minat
investor untuk memperbaiki perekonomian wilayah setempat," sambungnya.
Baca Juga:
PLN Siapkan 1.299 SPKLU di Banyak Lokasi Mudik, Pengguna Mobil Listrik Tetap Nyaman
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua
dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda, menyampaikan, kondisi sistem kelistrikan
Pulau Flores saat ini memiliki daya mampu sebesar 104,1 Mega Watt (MW), dengan
beban puncak untuk melayani pelanggan total sebesar 71,6 MW.
Selama ini, dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, terpisah
dalam dua sistem, yaitu Sistem Flores Bagian Barat dan Sistem Flores Bagian
Timur.
Pada Sistem Flores Bagian Barat, kapasitas total pembangkit 40,7
MW, antara lain PLTMG Rangko 23 MW dan PLTD Golobilas 3,4 MW di Labuan Bajo,
PLTP Ulumbu 10 MW, PLTD Faobata Bajawa 2,2 MW di Kabupaten Manggarai, serta
pembangkit lainnya.