WahanaNews.co | PT PLN (Persero) memasukan transisi energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) menjadi rencana jangka pendek menuju karbon netral pada tahun 2060.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan bahwa transisi energi tidak boleh dilakukan hanya untuk sekadar memenuhi aturan pemerintah, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian perseroan terhadap karbon netral.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
“Didukung oleh inovasi EBT yang superior, sehingga memungkinkan untuk menggantikan pembangkit listrik fosil menjadi EBT baseload,” katanya, Selasa (5/10/2021).
Dia memaparkan, empat pilar utama PLN dalam menuju karbon netral di 2060, adalah Pertama PLN akan melakukan transisi dari generasi fosil ke energi yang lebih hijau dalam jangka pendek.
Langkah itu dilakukan dengan quick win EBT, seperti dedieselisasi, co-firing biomassa, pembangkit listrik tenaga EBT baseload, serta mengganti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Baca Juga:
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
Kedua, untuk jangka menengah akan dilakukan pengembangan energi hijau secara massif, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), dan EBT lainnya.
Ketiga, pembangkit akan menggunakan teknologi baru, seperti carbon capture storage (CCS), battery energy storage system (BESS), pembangkit energi hidrogen, serta nuklir untuk jangka panjang.
Keempat, perusahaan setrum pelat merah itu akan memanfaatkan teknologi baru, seperti kompor induksi, mobil listrik, PLTS atap, CCS, energy as a service, serta carbon credit.