WahanaNews.co | Ketua DPR RI Puan Maharani minta pihak sekolah agar tidak memaksakan diri jika memang belum memenuhi syarat untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
“Keselamatan siswa, guru dan lingkungan sekolah adalah hal yang pertama dan utama. Jadi sekolah yang belum memenuhi syarat jangan mencuri start PTM karena hanya akan membahayakan keselamatan siswa,” kata Puan kepada wartawan, Rabu (22/9).
Baca Juga:
Viral Sikap Puan Maharani Soal Hak Angket: Urgensinya Apa?
Menurutnya, syarat dan ketentuan PTM sekolah sebelumnya sudah disiapkan pemerintah secara matang. Ketentuan itu diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri.
“Sehingga kalau ada pelanggaran sedikit saja, termasuk sekolah mencuri start, hal tersebut bisa berisiko membahayakan keselamatan siswa dan seluruh isi sekolah,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat sebanyak 2,8 persen atau 1.296 sekolah melaporkan klaster penyebaran Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Baca Juga:
Suara Anak Puan Maharani Ungguli Bambang Pacul, Pengamat Ungkap Faktor Penyebabnya
Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan jumlah itu berdasarkan hasil survei yang pihaknya lakukan terhadap 46.500 sekolah hingga 20 September.
"Kemudian kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," kata Jumeri dalam diskusi daring di YouTube, Selasa (21/9).
Jumeri mengatakan klaster penyebaran Covid-19 paling banyak terjadi di SD sebesar 2,78 persen atau 581 sekolah. Disusul, 252 PAUD, SMP sebanyak 241 sekolah.