WahanaNews.co | Puluhan siswa SMK 1 Pemda Ponorogo yang kembali duduk di bangku pendidikan setelah 5 tahun putus sekolah tidak membayar biaya menggunakan uang. Siswa ‘lama tapi baru’ ini membayar biaya dengan kotoran sapi. Begini ceritanya.
Ya, mereka wajib membawa kotoran sapi tiap bulan sebagai uang sekolah. Tujuannya, membantu mengurangi pencemaran lingkungan karena biasanya kotoran sapi langsung dibuang ke sungai. Ini dilakukan untuk memberi pendidikan kepada para siswa bagaimana mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik.
Baca Juga:
Satu-satunya di Indonesia dan Dunia, USU Punya Jurusan Kuliah Sastra Batak
Jumlah siswa yang wajib membawa kotoran sapi tiap bulan sebagai uang sekolah itu sebanyak 44 anak.
Salah satu siswa, Agung Cahaya Ilham (19) warga Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak mengaku terbantu dengan adanya SMK 1 Pemda Ponorogo di Pudak. Selain sekolah gratis, bayar SPP pakai kotoran sapi. Pun juga jam masuk sekolahnya mulai pukul 12.00 WIB hingga 16.00 WIB.
"Kalau pagi saya memberi makan sapi dan membersihkan kandang, sore saya cari rumput. Siang bisa sekolah," tutur Agung yang saat ini memelihara 19 ekor sapi kepada wartawan, Jumat (1/10/2021).
Baca Juga:
Uskup Agung Semarang Resmikan Gereja Kampus UGM
Pudak dikenal sebagai sentra produksi susu sapi. Tak heran jika warganya disibukkan dengan memelihara sapi. Pun juga karena lokasinya yang berada di pegunungan ujung timur kota.
Membuat akses sekolah jadi hambatan bagi warga setempat. Tidak tersedianya SMA atau SMK membuat para siswa enggan melanjutkan sekolah.
"Sejak 4 tahun lalu, setamat SMP belum lanjut sekolah. Karena sekolahnya jauh dan tidak bisa diselingi memelihara sapi," terang Agung.