WahanaNews.co | Terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E membeberkan detik-detik ketika dirinya dipanggil Ferdy Sambo untuk melakukan eksekusi penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Berawal dari kedatangannya bersama rombongan Putri Candrawathi dari Magelang, dia dipanggil melalui Ricky Rizal untuk naik ke lantai tiga di rumah pribadi jalan Saguling, pada Jumat (8/7) lalu.
Baca Juga:
Keluarga Brigadir J Gugat Ferdy Sambo, Kapolri, hingga Presiden Rp7,5 Miliar
"Pak FS ini bilang ke saya 'Kamu tahu enggak, ada kejadian apa di rumah saya (Magelang)? Saya bilang siap saya tidak tahu bapak. Tidak lama kemudian ibu PC datang dan duduk di samping Pak FS di sofa panjang," kata Bharada E saat sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11).
"Baru dia (Ferdy Sambo) bilang, (sambil) nangis yang mulia, 'Yosua sudah melecehkan ibu'. Dengar itu saya kaget, takut juga yang mulia, karena posisinya kami yang ajudan yang ada di Magelang saat itu," tambah Bharada E.
Meski tak mengetahui apakah benar terjadi pelecehan di Magelang, Bharada E tanpa berkata-kata tetap mendengarkan cerita Sambo yang didampingi Putri.
Baca Juga:
Pengacara Keluarga Brigadir J Bongkar Kebohongan Mahfud MD
"Kurang ajar ini, kurang ajar, dia sudah tidak menghargai saya. Dia menghina martabat saya. Dia (Ferdy Sambo) bicara sambil emosi, mukanya merah. Jadi setiap habis bicara, dia ada sisi diam untuk menangis dan dia (Ferdy Sambo) bilang memang harus dikasih mati anak itu," terang Bharada E.
Setelah menceritakan soal dugaan pelecehan, Ferdy Sambo meminta Bharada E untuk menembak Brigadir J. Ferdy Sambo juga menjamin keselamatan Bharada E.
"Saya mikir, saya diam kaget juga. Dia bilang 'Nanti kau yang tembak Yosua ya, karena kamu yang tembak Yosua, saya yang akan bela kamu. Kalau saya yang tembak, tidak ada yang bela kita'," kata Bharada E.