WahanaNews.co | Pengamat politik, Ujang Komarudin, menanggapi persoalan banteng versus celeng di tubuh PDI Perjuangan.
Kisruh banteng vs celeng timbul setelah sejumlah kader PDIP yang menginginkan partai berlambang kepala banteng itu mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Pemilu Legislatif 2024: PDI-P Raih Suara Terbanyak, Diikuti Golkar dan Gerindra
Istilah “celeng” awalnya dilontarkan oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah (Jateng), Bambang Wuryanto.
Pacul, sapaan akrab Bambang, menyematkan sebutan celeng kepada kader PDIP yang mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar Pranowo.
Menurut Ujang, sebutan “celeng” itu terlalu keras dan berlebihan dilontarkan untuk kader PDIP yang mendukung Ganjar.
Baca Juga:
Golkar Berjaya di Sumut, Kalahkan PDIP
"Manusia itu mulia. Jika disebut dengan nama binatang, itu bisa masuk kategori penghinaan," kata Ujang kepada wartawan, Minggu (17/10/2021).
Dia menduga, benih-benih perpecahan di tubuh PDIP telah muncul usai polemik banteng vs celeng itu muncul.
"Mungkin saja benih-benih perpecahan itu sudah muncul di PDIP. Indikasi sudah ada, sudah ada yang berani menyampaikan aspirasi untuk dukung Ganjar dan PDIP juga sangat tegas melarang ikut deklarasi-deklarasi itu," ujar Ujang.