WahanaNews.co | Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tetap mengajukan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, terkait pegelaran Formula E tahun 2022.
Menurut PSI, mestinya Anies tidak perlu panik menanggapi interpelasi tersebut.
Baca Juga:
Kaesang Pastikan Istrinya Tak Nyalon di Pilbup Sleman
"Jadi di awal sebenarnya interplasi bukan hal yang luar biasa karena melekat pada fungsi kita dalam menjalankan tugas kedewanan. Karena kan sebenarnya interpelasi hanya hak untuk bertanya dan mendapatkan jawaban," kata anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, saat dihubungi, Sabtu (28/8/2021).
Anggara lantas menjelaskan alasan Fraksi PSI tetap bersikeras melakukan interpelasi meski kabarnya ditolak 73 anggota dewan. Menurutnya interpelasi itu diajukan karena sedari awal Anies Baswedan tidak pernah menjawab jika ditanyakan terkait pegelaran Formula E oleh DPRD.
"Karena memang secara proses kami dari awal Fraksi PSI dan PDIP dalam forum forum rapat komisi sudah menanyakan terkait Formula E, bahkanttidak hanya di forum komisi, kami bahkan tanyakan di pandangan umum fraksi dan pernah menanyakan di paripurna. Tetapi tidak pernah dapat jawaban dari Pak Gubernur, karena kami sebenarnya ingin menanyakan terkait anggaran Formula E sama-sama yang kita tahu jumlahnya sangat fantastis ya triliunan," ucapnya.
Baca Juga:
Kasus Pelecehan Seks, Polisi Tangkap Ketua DPC PSI Gubeng Surabaya
"Jadi dengan masa jabatan Pak Gubernur yang tinggal 1 tahun, kemudian ada juga kondisi pandemi sekarang ini, dan defisit anggaran kita juga luar biasa, kami ingin tanya gimana kelanjutannya dan gimana pertanggunjawaban uang yang sudah masuk, gitu," lanjutnya.
Anggara menegaskan pihaknya hanya meminta penjelasan terhadap Anies lewat interpelasi. Menurutnya Anies tidak perlu terlalu panik menanggapi interpelasi tersebut.
"Karena semua itu kan bersumber pada APBD, dan APBD itu kan uang pajak rakyat dan kami jujur banyak mendapat pertanyaan dari warga DKI Jakarta yang telah memilih kami. Sebenarnya ini hal yang sangat wajar dan jauh dari politis, karena sebenarnya kami punya niat yang lebih politis mungkin yang diajukan bukan interpelasi. Kami juga merasa pihak Pak Gubernur dan eksekutif nggak perlu terlalu panik juga menanggapi hal ini, karena ini wajar sekali kami bertanya," ujarnya.