WahanaNews.co | Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, meyakini, gerakan
Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, yang disebut-sebut sebagai membajak Partai Demokrat, tidak terkait dengan Presiden Joko
Widodo alias Jokowi.
Menurut Adib, terdapat invisible hand (tangan tak telihat) yang
ia sebut sebagai oligarki maupun mafia politik yang mencoba mencari rumah baru
pasca-Presiden Jokowi tak lagi berkuasa.
Baca Juga:
Partai Demokrat Menegaskan Penolakan Terhadap Usulan Hak Angket DPR RI
"Saya yakin (oligarki dan mafia
politik di belakang Moeldoko), apalagi melihat politik kita sekarang
yang lebih mengakomodir kepentingan-kepentingan cukong pemilik modal. Jadi
bicaranya, ada siapa di belakang Moeldoko," kata Adib kepada wartawan, Kamis (11/3/2021).
Dengan begitu, menurut
Adib, diamnya mantan Walikota Solo dalam persoalan ini lantaran adanya kekuatan
besar di belakang gerakan Moeldoko yang tidak bisa dan mampu dihalau oleh
Jokowi sebagai Presiden.
"Ada kekuatan besar di belakang Pak Moeldoko yang Jokowi tak bisa berbuat apa-apa," tandas Adib.
Baca Juga:
Analisis Pengamat soal AHY yang Kini Sanjung Puja IKN
Di sisi lain, Adib menambahkan, manuver
Moeldoko dengan membajak Partai Demokrat bisa diartikan sebagai kutukan dari periode kedua
seorang Presiden.
Artinya, dalam setiap periode kedua
pemerintahan, di mana Presiden tidak bisa lagi mencalonkan diri, sudah
lazim terjadi unsur-unsur pembantunya mulai melakukan langkah-langkah
memikirkan suksesi kepemimpinan yang akan datang.
Maka, Adib mengaku pesimis seluruh bawahan
Jokowi akan loyal dalam dua tahun ke depan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.