WahanaNews.co | Sikap militer di Laut China Selatan telah
menciptakan situasi "sangat tegang", kata kepala angkatan bersenjata Filipina,
Selasa (13/10). Sementara di Malaysia, Menteri Luar Negeri China yang sedang
berkunjung mengatakan, jalur air itu tidak boleh "dipenuhi dengan kapal
perang."
Berbicara kepada wartawan dan koresponden asing di Filipina selama forum
daring, Jenderal Gilbert Gapay berujar, sikap agresif China berisiko mendorong
penggugat lain ke dalam konflik di Laut China Selatan, yang diklaim Beijing
hampir semua sebagai miliknya.
Baca Juga:
Efni Efridah, Terdakwa Koropsi Pengadaan Buku di Tebingtinggi Merasa Dikambinghitamkan
Di Malaysia, Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein menjamu mitranya dari
China, Wang Yi, di mana mereka membahas kekhawatiran mereka sendiri tentang
jalur air, di antara masalah lainnya.
"Kami berdua sepakat untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China
Selatan dengan pandangan, Laut China Selatan tidak boleh menjadi tempat
pergulatan kekuatan besar, yang penuh dengan kapal perang," ungkap Wang, yang
juga menjabat sebagai Penasihat Negara untuk pemerintah China.
"China dan ASEAN memiliki kapasitas dan kearifan serta tanggung jawab untuk
menjaga perdamaian dan kesetaraan di Laut China Selatan," katanya mengacu pada
10 anggota ASEAN.
Baca Juga:
Perusahaan BUMN Indra Karya Buka Lowongan Untuk Ratusan Posisi
Dalam pernyataan pers bersama, Hishammuddin dan Wang "menggarisbawahi
pentingnya menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas, serta kebebasan
navigasi dan penerbangan di atas Laut China Selatan."
Mereka juga menyatakan, akan bekerja dengan anggota ASEAN untuk mengintensifkan
upaya menuju "Kode Etik (CoC) yang efektif dan substantif." Selama hampir dua dekade, anggota ASEAN dan China tidak dapat menyetujui CoC
untuk penggugat di Laut China Selatan.
Kedua menteri luar negeri tersebut tidak memberi tahu sekelompok wartawan
terpilih, termasuk dari organisasi berita milik negara di Malaysia dan China,
apakah mereka telah membahas nasib enam kapal penangkap ikan China atau 60 awak
mereka yang dicegat oleh Badan Penegakan Maritim Malaysia, Jumat. Kapal-kapal
itu terdeteksi di perairan teritorial di lepas pantai tenggara negara bagian
Johor.