WahanaNews.co | Keputusan
yang terlahir dalam Kongres Luas Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang,
Sumatera Utara, memastikan Moeldoko sebagai ketua umum. Hal ini dinilai Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) jadi hari berkabung bagi partai yang dibesarkannya.
Baca Juga:
SBY: Jangan Lukai Hati Rakyat yang Inginkan Prabowo jadi Presiden
Menurut SBY, KLB Demokrat di Sumut mencatatkan sejarah baru.
Moeldoko, sebagai pejabat pemerintahan di lingkungan kepresidenan, telah ikut
dalam upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketum yang sah.
"KLB tersebut telah menobatkan KSP Moeldoko, seorang
pejabat pemerintahan aktif berada di lingkar dalam lembaga kepresidenan, bukan
kader Partai Demokrat alias pihak eksternal partai, menjadi ketua umum Partai
Demokrat. Mengdongkel dan merebutnya dari Ketua Umum Demokrat yang sah, yang
setahun lalu telah diresmikan oleh negara dan pemerintah," tutur SBY dalam
pernyataan pers di akun YouTubenya, Jumat (5/3).
SBY merasa malu karena saat menjabat sebagai Presiden RI
selama dua periode pernah menunjuk Moeldoko sebagai orang kepercayaannya, yakni
diangkat jadi Panglima TNI.
Baca Juga:
Jubir Soal Penyusunan Kabinet: Selain Libatkan Jokowi, Prabowo Juga Rangkul SBY
Selain itu, selama 10 tahun jadi presiden pun ia tak pernah
terpikirkan untuk mengganggu partai politik lain di luar Demokrat.
"Sebagai seorang yang menggagas berdirinya Demokrat,
termasuk yang membina dan membesarkan partai ini, dan bahkan pernah
memimpinnya, tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa Partai Demokrat
akan dibeginikan," ujar dia.
"Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama
10 tahun saya memimpin Indonesia dulu, baik pribadi maupun Partai Demokrat yang
saya bina, tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain, seperti yang kami
alami saat ini," imbuh dia.
Ia kemudian meminta seluruh kader Partai Demokrat untuk
tetap bersabar dengan upaya pendongkelan kekuasaan yang dilakukan kader maupun
eks kader yang berkhianat.
"Sebagai orang tua di partai ini saya tetap meminta
saudara bersabar namun gigih berikhtiar untuk mendapatkan keadilan yang sejati.
Saya tetap percaya bahwa bapak Presiden Jokowi memiliki integritas dan kearifan
dalam menyikapi gerakan pendongkelan dan perebutan kepemimpinan Partai Demokrat
yang sah ini," pungkasnya. [dhn]