Senada dengan Firman, pengamat politik
dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, yang menilai, hasil survei saat ini tidak menjamin nasib seorang
pejabat ke depannya.
Ujang tetap yakin akan sifat dinamis
atau fluktuatif dari hasil survei.
Baca Juga:
KPU Gandeng HICON Law and Policy Strategies Hadapi Gugatan ke MK
"Akan banyak kejadian politik
yang tidak diduga. Dan itu akan membuat elektabilitas capres dan cawapres akan
naik turun bagai roller coaster. Dan
perlu survei pembanding karena hasilnya nanti kemungkinan berbeda,"
katanya, saat dihubungi wartawan, Senin (12/4/2021).
Kemudian, ia melanjutkan, saat ini Anies dianggap punya banyak prestasi dan menjadi pihak
yang dianggap berseberangan dengan pemerintah pusat.
Dalam kondisi masyarakat yang tingkat
kepuasannya rendah terhadap pemerintah, maka masyarakat akan cari figur yang
menjadi anti-tesa dari pemerintah.
Baca Juga:
Kemungkinannya 99% MK Akan Menolak Sengketa PHPU Terkait Pilpres 2024
"Mungkin sosok itu Anies. Anies
bekerja, tim media Anies juga bekerja. Dan para buzzer juga bekerja. Soal itu berimbang saja. Karena masing-masing
punya tim media. Jika Anies saat ini tinggi elektabilitasnya, belum tentu nanti
setelah tidak jadi gubernur tetap tinggi karena bisa saja turun ketika nanti
sudah tidak punya jabatan. Kami lihat saja nanti ke depan,"
kata dia.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, meramalkan duel Anies Baswedan versus
Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
"Sesuai saja dengan bacaan saya
kalau misalnya gagasan Jokowi-Prabowo di 2024 tidak bisa dilaksanakan, maka
Pilpresnya nanti kemungkinan besar akan berhadapan antara Anies dengan Prabowo
Subianto," kata Qodari, dalam keterangan yang disampaikan
pada wartawan, Senin (22/3/2021).