WahanaNews.co | Pavel
Durov, Pendiri aplikasi Telegram, mengkritik Apple yang disebut sebagai
perangkat keras abad pertengahan, hingga menuding Apple dihargai oleh Partai Komunis
China.
Baca Juga:
Prostitusi di Bali Diduga Dikendalikan WNA Melalui Telegram Didalami Polisi
Tanggapan itu diutarakan Durov lewat akun resmi di Telegram,
menanggapi artikel New York Times yang mengungkap relasi Apple dengan
pemerintah China.
Ia menuding perusahaan teknologi yang berbasis di Cupertino,
Amerika Serikat itu telah berkompromi dengan pemerintah China dengan memberikan
'kendali penuh' kepada Partai Komunis China atas data warga yang menggunakan
ponsel iPhone.
Durov mengatakan bahwa model bisnis Apple didasarkan pada
penjualan perangkat keras yang terlalu mahal kepada pelanggan yang terkunci
dalam ekosistem mereka.
Baca Juga:
Polri Keluarkan Aturan Tunda Proses Hukum Peserta Pemilu 2024
Dia menuding bahwa menggunakan iPhone membuat 'Anda menjadi
budak digital Apple' karena perusahaan memonopoli pengguna untuk mengunduh
aplikasi hanya dari App Store-nya.
Lebih lanjut ia mengecam perangkat keras Apple karena setiap
kali dia harus menggunakan iPhone untuk menguji aplikasi Telegram di iOS.
"Saya merasa seperti terlempar kembali ke Abad
Pertengahan," ujarnya seperti dikutip Gadgets 360.