WahanaNews.co | Profesor
yang berbasis di Swiss, Sai Reddy mengakui bahwa istilah Covid-22 yang ia
gunakan untuk memprediksi gelombang baru penularan Covid-19 tahun 2022,
merupakan sebuah kekeliruan.
Baca Juga:
Terkait Kasus Korupsi Pengadaan APD, KPK Panggil Sekjen Kemenkes
Ia mengakui tidak tepat menamai kemungkinan gelombang baru
penularan Covid-19 itu sebagai Covid-22 yang kemudian menimbulkan kebingungan
masyarakat.
"Saya ingin meluruskan, tidak tepat menyebutnya sebagai
Covid-22, karena nama resmi dan yang benar untuk penyakit yang disebabkan oleh
SARS-CoV-2 adalah Covid-19," tuturnya mengutip iNews.
Istilah Covid-22 yang
pertama kali dilontarkan oleh Profesor yang berbasis di Swiss, Sai Reddy,
menjadi trending di media sosial dan mengundang kritik para ahli.
Baca Juga:
Kepemimpinan Jokowi Selama 9 Tahun Diapresiasi Sejumlah Rektor
Para ahli pun mengkritik penamaan Covid-22 untuk fase
pandemi berikutnya pada 2022 yang kemungkinan akan menghadirkan varian yang
lebih berbahaya akibat mutasi varian virus corona.
Professor Jeremy Rossman, dosen honorer senior bidang
virologi di University of Kent, tidak membenarkan untuk memberi label varian
virus corona dengan cara ini dan mengatakan tidak ada yang namanya Covid-22.
"Kriteria untuk varian baru yang disebut Covid-22 tidak
ditentukan saat ini; Bukan hanya varian baru, namun hal ini juga memungkinkan
munculnya spesies virus baru. Sebagai referensi, kami hanya memiliki satu
spesies Covid-19 saat ini." Kata Rossman seperti dikutip dari NewsWeek,
Rabu (25/8).