WahanaNews.co | Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) sudah dekat.
Gelombang pertama diselenggarakan pada 8-14 Mei 2023 dan gelombang kedua pada 22-28 Mei 2023.
Baca Juga:
Inilah 20 Sekolah Terbaik di Indonesia Versi LTMPT 2022
Ada sejumlah hal yang berbeda dengan UTBK tahun lalu. Mari simak perbedaannya.
Kepala Sub-Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sukarmin, berpesan kepada pendaftar untuk belajar dan latihan menjawab soal.
Selain itu, peserta juga harus memahami perbedaan mendasar skema UTBK tahun ini dengan seleksi tahun lalu.
Selain perbedaan istilah dan penyelenggara tes, Sukarmin membeberkan sejumlah perbedaan lain yang perlu dipahami peserta UTBK.
Pertama, istilah soshum (sosial dan humaniora) dan saintek (sains dan teknologi) yang digunakan tahun lalu sudah tidak digunakan tahun ini.
Baca Juga:
Unja Fasilitasi Peserta UTBK Penyandang Disabilitas di Ruangan Khusus
Semua siswa punya kesempatan sama dan peluang sama dengan tes yang sama untuk masuk di prodi dan perguruan tinggi impian.
Kedua, Tes Potensi Akademik (TPA) sudah tidak digunakan tahun ini. Adapun materi tes tahun ini yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS).
Tes untuk menguji kemampuan berpikir peserta yaitu kemampuan memahami dan bernalar yang diperlukan seseorang dapat berhasil dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi.
Kemampuan ini berkembang melalui proses belajar dan pengalaman-pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah.
Tes Potensi Skolastik (TPS) terdiri atas empat komponen yaitu penalaran umum, pemahaman bacaan dan menulis, pengetahuan dan pemahaman umum, pengetahuan kuantitatif.
Sukarmin menjabarkan masing-masing komponen tes tersebut:
1. Komponen tes penalaran umum
Tes dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta memecahkan masalah baru menggunakan prosedur tertentu.
Tantangan komponen tes ini yaitu tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya. Karena itu perlu latihan.
Peserta harus memperhatikan tes komponen penalaran umum terdiri atas tiga sub-komponen, yaitu:
Penalaran induktif atau kemampuan untuk mengamati fakta-fakta atau kejadian-kejadian untuk menemukan prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang mendasarinya
Kemampuan berpikir deduktif yaitu kemampuan peserta untuk bernalar logis menggunakan premis dan prinsip yang telah diketahui sebelumnya
Kemampuan menggunakan angka-angka atau penalaran kuantitatif berkaitan dengan matematika sederhana, yang melibatkan penggunaan operator aritmatika dasar, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
2. Komponen tes pengetahuan dan pemahaman umum
Tes ini untuk mengukur kemampuan peserta dalam memahami dan mengomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya Indonesia terutama keterampilan dalam berbahasa, menggunakan kata, dan keluasan serta kedalaman pengetahuan umum.
Pengetahuan praktis tentang bahasa, informasi, dan konsep-konsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan juga termasuk dalam kemampuan ini.
3. Komponen tes kemampuan memahami bacaan dan menulis
Sekumpulan pengetahuan yang meliputi kemampuan dasar dalam membaca, kelancaran membaca, dan keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan ekspresi pikiran melalui tulisan.
Kemampuan ini mencakup kemampuan dasar dan yang lebih kompleks memahami wacana tertulis dan menulis cerita.
4. Komponen tes pengetahuan kuantitatif
Tes meliputi kedalaman dan luasnya pengetahuan tentang matematika yang diperoleh melalui pembelajaran dan mewakili kemampuan untuk menggunakan informasi kuantitatif dan memanipulasi simbol atau angka.
Kemampuan ini mencakup pengetahuan mengenai perhitungan, pemecahan masalah, dan pengetahuan umum matematika.
Sukarmin menegaskan pengetahuan kuantitatif berbeda dengan penalaran kuantitatif.
Secara umum, pengetahuan kuantitatif merupakan sekumpulan pengetahuan matematika termasuk kemampuan untuk perhitungan matematika.
Sementara itu, penalaran kuantitatif lebih mengarah pada kemampuan menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah berupa angka.
Tes Literasi
UTBK 2023 juga memiliki komponen tes literasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Tes ini berfokus pada literasi membaca atau kemampuan peserta dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, merenungkan, dan berinteraksi aktif dan berkelanjutan dengan teks untuk mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan, dan potensi.
Ada dua tolok ukur utama peserta dalam membaca dan membangun makna bacaan yaitu, kompetensi kebahasaan dan strategi kognitif. Dalam tes literasi juga ada sub komponen penalaran matematika.
Secara operasional, aspek penalaran ditunjukkan dengan pengalaman individu dalam menyelesaikan masalah-masalah matematis di berbagai konteks atau hal-hal yang membatasi cara meninjau permasalahan tersebut.
Ada dua hal yang ditekankan dalam penalaran matematika, yaitu penggunaan konsep matematika dalam mengatasi masalah dalam sebuah konteks dan penggunaan pengalaman di dalam kelas untuk mengatasi masalah.
Sukarmin menyebut materi soal tahun ini dibuat sama untuk peserta yang ketika SLTA berasal dari IPA, IPS, bahasa, atau bahkan dari SMK.
"Semua bobot soalnya sama," ucap Sukarmin dikutip dari laman unesa.ac.id, Senin, 24 April 2023.
Sukarmin mengimbau peserta untuk belajar dan latihan menjawab soal-soal. Dia menyebut agar latihan fokus ke materi yang akan dites, peserta bisa latihan menggunakan website yang disediakan panitia pusat, https://framework-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/.
Dia menuturkan pada website latihan soal tersebut, dijelaskan semua bagian-bagian tes termasuk sub-materi yang akan dites di UTBK.
Masing-masing sub-tes ada contoh atau jenis soal untuk latihan yang bisa dikerjakan dalam durasi tertentu.
Dia mengimbau agar maksimal sebaiknya perlu juga mengelaborasi kemampuan dengan latihan soal-soal sejenis di samping latihan lewat framework tersebut.
“Selamat berjuang adik-adik sekalian, semoga hasilnya maksimal dan sesuai harapan,” ucap Sukarmin. [Tio/Medcom]