WahanaNews.co | Sekolah lansia pertama di Kota Jambi resmi berdiri.
Sekolah yang diselenggarakan di Sentra Alyatama Jambi itu diresmikan oleh Gubernur Jambi Al Haris bersama Plt Kepala Perwakilan BKKBN Jambi dan Wali Kota Jambi.
Baca Juga:
BKKBN Bangun Sekolah Lansia Pertama di Papua
Peresmian Sekolah Lansia di Kota Jambi digelar bersamaan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tingkat Provinsi Jambi, di Hutan Kota Muhammad Sabki, Kenali Asam Kota Jambi, Kamis.
Gubernur Al Haris mengatakan, keluarga adalah satuan terkecil di tengah-tengah kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, ketika keluarganya itu sejahtera bahagia, terpenuhi sandang pangan dan tidak ada yang mengganggu pendidikan anak-anaknya.
Momentum Harganas kata Haris menjadi peringatan akan pentingnya arti keluarga bagi pembangunan daerah dan nasional.
Baca Juga:
Jambi Bakal Larang Siswa Pakai Motor ke Sekolah
Dimana ia berharap, melalui Peringatan Harganas ke-30 Tahun 2023 ini, dapat meningkatkan sinergitas, kolaborasi dan komunikasi dalam program lintas sektoral, mulai dari unit sosial terkecil yakni keluarga, masyarakat, pemerintah, swasta/korporasi, institusi pendidikan/universitas dan media massa dalam upaya mengerahkan segenap upaya dan bidangnya masing-masing.
Mulai dari pemerataan ekonomi, pendidikan dan pemberdayaan perempuan hingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan keluarga, guna percepatan penurunan prevalensi anak kerdil (stunting) demi memantapkan kualitas SDM Provinsi Jambi khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Gubernur juga mengungkapkan, Provinsi Jambi dalam RPJMD Tahun 2021-2026 telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting yang lebih rendah dari target masional sebesar 14 persen tahun 2024 dan Provinsi Jambi diharapkan menurunkan prevalensi stunting menjadi 12 persen pada tahun 2024.
Kondisi Stunting Provinsi Jambi berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 sebesar 18,0 persen, merupakan urutan ke-7 (tujuh) terbaik dari 34 provinsi se-Indonesia dan lebih rendah dari angka Nasional sebesar 21,6 persen tahun 2022 dan target kita adalah 12 persen pada 2024, dengan sisa waktu efektif dua tahun kurang termasuk tahun itu berarti kita harus menurunkan tiga hingga empat persen per tahun.
Sedangkan upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Provinsi Jambi adalah melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Berdasarkan data pada akhir bulan Juli 2023 sudah terhimpun 231 pemberi manfaat dengan 2.308 penerima manfaat yang terdiri dari Balita Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting (KRS), dengan total paket bantuan bernilai 799.715.800 rupiah.
Program BAAS ini merupakan strategi intervensi di luar sektor pemerintah, dengan dukungan kebijakan Surat Edaran Gubernur Jambi No. 1813 tahun 2022 tentang Dukungan Dunia Usaha dalam Percepatan Penurunan Stunting dan Instruksi Gubernur No 7 Tahun 2023 tentang dukungan lintas sektor dalam Percepatan Penurunan Stunting serta SK Gubernur Jambi No.432 tahun 2023 tentang penetapan BAAS lingkup Pemerintah Provinsi Jambi.
Sementara itu Plt Kepala BKKBN Provinsi Jambi, Yuslidar mengatakan, dalam Harganas ke-30, BKKBN Jambi menggelar beberapa kegiatan dengan mengangkat tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Jambi Mantap dan Indonesia Maju."
Keluarga adalah sumber kekuatan untuk pembangunan bangsa. Menurutnya, dalam penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangan.
Hal ini disebabkan karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, yaitu praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan dan masih kurangnya akses keluarga untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
Yuslidar juga mengungkapkan, secara data BKKBN Jambi mampu menurunkan angka stunting dari 22,4 persen menjadi 18 persen.
Mudah-mudahan nanti berdasarkan RPJMD Provinsi Jambi, angka 12 persen bisa kita capai di tahun 2024.
[Redaktur: Zahara Sitio]