WahanaNews.co | Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bersama Kementerian Keuangan dan Bank Dunia melakukan negosiasi pinjaman luar negeri bertajuk ICARE (Integrated Corporation of Agricultural Resources Empowerment).
ICARE adalah program pengembangan kawasan berbasis komoditas pilihan dengan mengedepankan pemanfataan dan potensi kawasan dengan komoditas yang terintegrasi dan mendukung pengembangan kelembagaan petani sehingga menjadi kuat dalam sebuah korporasi petani.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Plt. Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengungkapkan bahwa negosiasi pendanaan program ini telah didesain sejak lama dan dilaksanakan untuk mendukung apa yang menjadi paruh kedua implementasi teknologi dan komoditas di Kawasan.
“Dengan demikian, lebih terstandar dan menjadi produk yang berdaya saing di pasar ekspor,” Katanya.
Sekretaris Balitbangtan Haris Syahbuddin pada kesempatan menambahkan bahwa penekanannya pada kawasan dipilih dengan potensi komoditas yang sudah berkembang di kawasan dan didukung oleh off taker yang mampu berkembang lebih cepat.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
“Apa yang didesain dalam Program ICARE ini tidak sembarangan. Karena apa yang direncanakan sejak awal ternyata memang sejalan dengan apa yang menjadi kelanjutan dari Proyek SMARTD yang sebelumnya juga mendapat pendanaan dari Bank Dunia,”tambah dia,
Beberapa esensi kata dia pendanaan Bank Dunia kali ini juga mendorong untuk pelaksanaan pertanian cerdas iklim dan mitigasinya, termasuk juga menerapkan pertanian konservasi berkelanjutan selain juga memberi dorongan pada pencapaian target RPJMN 2020-2024.
Program ICARE akan dilaksanakan di Provinsi Lampung, Jabar, Jateng, Kalbar, NTB, Sulut, Sultra dan Sulsel dengan konsentrasi komoditas pilihan seperti kopi, kambing, kentang, domba, padi, pisang, jeruk, jagung, ayam KUB, kelapa, kakao, sapi potong, dan sapi perah. [qnt]