WahanaNews.co | Harga emas menguat tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), kembali bertengger di atas level psikologi 1.650 dolar dipicu penurunan curam dolar AS karena pelaku pasar mencerna laporan ketenagakerjaan AS Oktober yang melukiskan gambaran beragam.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 45,70 dolar AS atau 2,8 persen, menjadi ditutup pada 1.676,60 dolar AS per ounce, merupakan persentase kenaikan harian terbesar sejak 2 April 2020 dan naik 1,9 persen untuk minggu ini.
Baca Juga:
LHKPN Hanya Rp 51 Miliar, Kejagung Temukan Rp 1 Triliun dan 51 Kg Emas di Rumah Zarof
Harga emas berjangka jatuh 19,10 dolar AS atau 1,16 persen menjadi 1.630,90 dolar AS pada Kamis (3/11/2022), setelah naik 0,3 dolar AS atau atau 0,02 persen menjadi 1.650,00 dolar AS pada Rabu (2/11/2022), dan terdongkrak 9,00 dolar AS atau 0,55 persen menjadi 1.649,70 dolar AS pada Selasa (1/11/2022).
Dolar jatuh pada Jumat (4/11/2022) setelah laporan penggajian nonpertanian (NFP) AS untuk Oktober menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu menciptakan lebih banyak pekerjaan baru dari yang diperkirakan, tetapi juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan dengan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi upah yang lebih rendah.
Indeks dolar, yang mengukuri greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, anjlok 1,9 persen menjadi 110,77, di jalur persentase kerugian satu hari terbesar sejak November 2015. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (4/11/2022) bahwa angka penggajian nonpertanian AS melonjak 261.000 pada Oktober, melebihi perkiraan.
Baca Juga:
Freeport Targetkan Produksi 60 Ton Emas di Gresik, Dimulai Akhir Tahun Ini
Dolar AS mundur karena data pekerjaan yang positif, sehingga mendorong harga emas lebih tinggi. Namun demikian, bias untuk harga emas masih ke sisi negatifnya, menurut analis pasar, karena Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga meskipun dalam kecepatan yang lebih lambat.
Lonjakan harga emas pada Jumat (4/11/2022) memang cukup tak terduga bahkan Pengamat Sunil Kumar Dixit dari SKCharting.com menggumamkan “manipulasi.”
"Angka pekerjaan tidak membenarkan apa yang terjadi pada dolar dan emas," kata Dixit, yang memproyeksikan bahwa indeks dolar seharusnya berada di sekitar 114 dan menempatkan emas mungkin di bawah level terendah lima minggu sesi sebelumnya.