WAHANANEWS.CO, Jakarta - Indonesia menargetkan kesepakatan bisnis senilai 3,5 miliar dolar AS (Rp56,07 triliun) antara berbagai industri Indonesia dan negara-negara Afrika pada Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 yang akan dilaksanakan pada September mendatang.
Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury menyatakan, “Kami berharap sekitar 3,5 miliar dolar AS akan terwujud dalam kerjasama proyek antara RI dan Afrika, khususnya di sektor pupuk dan energi, serta proyek lainnya yang masih dalam pembahasan.”
Baca Juga:
Dirjen Adwil Kemendagri Bahas Kerja Sama Indonesia-Papua Nugini di Perbatasan
Dalam konferensi pers mengenai IAF ke-2 di Jakarta, Pahala menjelaskan bahwa selain target nilai kesepakatan bisnis, Indonesia juga berharap tercapainya kesepakatan antara pemerintah (G2G) dan Afrika, termasuk finalisasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan beberapa negara.
Indonesia juga menargetkan peluncuran rencana besar untuk kerjasama pembangunan antara RI dan Afrika selama IAF ke-2, kata Pahala.
Pahala menyoroti potensi ekonomi Indonesia dan Afrika, yang mencakup total populasi 1,4 miliar orang dan nilai PDB mencapai 4,4 triliun dolar AS (Rp70,49 kuadriliun), sebagai peluang besar yang perlu dimanfaatkan lebih lanjut.
Baca Juga:
Forum Bisnis Indonesia-RRT, Jokowi: Investasi ke Indonesia Cepat, Tepat
Salah satu agenda utama IAF ke-2 adalah forum bisnis yang akan mempertemukan pengusaha dari Indonesia dan Afrika.
Perwakilan bisnis dari tujuh negara Afrika, yaitu Afrika Selatan, Aljazair, Kenya, Mesir, Mozambik, Nigeria, dan Tanzania, akan menyampaikan presentasi mereka.
Indonesia akan mengundang 222 delegasi bisnis yang mewakili sektor BUMN dan swasta dari berbagai negara Afrika.
Pahala optimis jumlah delegasi akan bertambah seiring dengan meningkatnya minat terhadap IAF ke-2.
Selain forum bisnis, Indonesia juga akan mengadakan pameran produk dari industri dalam negeri, termasuk UMKM, untuk mendukung ekspor ke Afrika.
IAF ke-2, yang akan dilaksanakan pada 1-3 September 2024 di Hotel Mulia, Bali dengan tema “Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063,” akan fokus pada isu-isu seperti transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, pangan, ketahanan kesehatan, dan kerjasama pembangunan.
Acara ini akan berlangsung bersamaan dengan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) yang juga diadakan di Bali pada waktu yang sama, dan Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan membuka acara tersebut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]