WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah pesatnya adopsi kendaraan listrik di Indonesia, isu keselamatan ketenagalistrikan kian menjadi sorotan utama.
Mewakili PT Global Sertifikasi Sejahtera (GSS), KRT Tohom Purba hadir dalam Forum Keselamatan Ketenagalistrikan pada Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang digelar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Selasa (12/8/2025) di Jakarta.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN, MEBI, dan Alfamart Wujudkan Ekosistem Transportasi Ramah Lingkungan
Forum yang dibuka Dirjen Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu ini menjadi wadah strategis bagi berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat standar keselamatan, memastikan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga aman dan andal bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga:
Bersama BYD Motor Indonesia, PLN Siap Implementasikan Layanan Home Charging
Sebagai perwakilan PT GSS -- perusahaan yang bergerak di bidang pemeriksaan instalasi listrik tegangan rendah dan menengah serta penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) -- Tohom Purba menegaskan bahwa keselamatan ketenagalistrikan adalah fondasi yang tidak bisa ditawar dalam pengembangan KBLBB.
"Teknologi kendaraan listrik boleh canggih, tetapi jika aspek keselamatan kelistrikan diabaikan, kita justru menciptakan bom waktu di jalan raya maupun di rumah-rumah masyarakat," ujarnya pada wartawan, usai sesi diskusi.
Tohom menyoroti pentingnya standarisasi dan sertifikasi instalasi pengisian daya (charging station), baik di fasilitas umum maupun home charging. Ia menilai, implementasi Permen ESDM No. 1 Tahun 2023 harus disertai pengawasan lapangan yang konsisten, bukan sekadar regulasi di atas kertas.
"SLO bukan dokumen administratif semata. Sertifikat ini adalah bukti bahwa instalasi listrik telah memenuhi standar keselamatan, diuji secara teknis, dan layak dioperasikan. Kalau ini dilanggar, risikonya bisa berupa kebakaran, korsleting, atau bahkan korban jiwa," tegas Tohom.
Dalam forum yang juga dihadiri oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, asosiasi kendaraan listrik, dan pelaku industri, Tohom menekankan perlunya edukasi publik.
Menurutnya, banyak pemilik kendaraan listrik yang belum memahami potensi bahaya jika pengisian daya dilakukan dengan instalasi yang tidak sesuai standar.
"Kesadaran konsumen adalah benteng pertama keselamatan. Kami di PT GSS rutin melakukan sosialisasi Undang-Undang Ketenagalistrikan agar masyarakat tahu hak dan kewajibannya, termasuk memahami bahwa home charging sebaiknya dipasang di jalur terpisah dari instalasi rumah tangga," jelasnya.
Ia juga memberikan catatan khusus terhadap fenomena percepatan adopsi kendaraan listrik yang tidak dibarengi kesiapan infrastruktur secara menyeluruh.
"Jangan sampai kita terjebak pada euforia kendaraan listrik tanpa membangun fondasi keselamatan yang kokoh. Kecepatan adopsi harus diimbangi dengan kecepatan peningkatan kualitas infrastruktur," kata Tohom, yang juga dikenal sebagai pengamat kebijakan energi dan kelistrikan.
Forum ini diakhiri dengan kesepakatan untuk memperkuat kerja sama lintas sektor dalam pengawasan, sertifikasi, dan edukasi terkait keselamatan ketenagalistrikan pada ekosistem KBLBB.
Selain Tohom, sejumlah pemangku kepentingan juga menyampaikan komitmen dan pandangannya. PT PLN (Persero) menegaskan pentingnya penempatan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area terbuka demi mengurangi risiko kebakaran, sekaligus mengumumkan rencana pembangunan SPKLU Center yang dilengkapi fasilitas seperti lounge, toilet, pengecekan tekanan ban, dan pemeriksaan battery health.
Dari sektor produsen, BYD Indonesia menempatkan keselamatan baterai sebagai prioritas utama untuk menjaga keamanan sekaligus meningkatkan kepercayaan pengguna.
Dari sisi infrastruktur, Plt. Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari mengungkapkan, hingga Juli 2025 jumlah SPKLU telah mencapai 4.186 unit di 2.789 lokasi, sementara fasilitas swap baterai berjumlah 1.902 unit.
Ia mengingatkan bahwa setiap instalasi wajib memiliki SLO dan memenuhi standar produk. Data Kementerian Perindustrian juga menunjukkan populasi kendaraan listrik di Indonesia telah mencapai 252 ribu unit pada 2025, dengan investasi industri senilai Rp5,6 triliun.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]