WahanaNews.co | Direktur PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Indra Gunawan mengungkapkan, salah satu kendala transisi energi baru terbarukan (EBT) pada industri menara adalah nilai keekonomiannya.
Apalagi industri menara memiliki kebutuhan energi yang besar, sehingga bergantung pada energi fosil.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
"Dalam satu set menara, tantangannya kalau kami membutuhkan energi yang besar kapasitasnya, mau tidak mau membutuhkan energi besar. Jika ingin menggunakan solar panel dengan baterai yang besar juga yang sekarang harganya masih cukup mahal," kata Indra, beberapa waktu lalu.
Untuk menerapkan Net Zero Emission penerapan EBT menurutnya dibutuhkan insentif sehingga banyak yang tertarik untuk menggunakan energi hijau.
"Sekarang ini kalau dibandingkan, menggunakan energi terbarukan masih mahal. Itu salah satu tantangan kita," ujarnya.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Selain itu, sebagian besar energi oleh PLN masih menggunakan bahan bakar fosil. Jika sumber energi bisa diubah menjadi EBT maka penggunaan bisa lebih masif.
"Terus di industri menara ini, digital ekonomi akan sangat membutuhkan kehadiran layanan telekomunikasi dan internet," ujarnya.
Industri menara memiliki kontribusi signifikan pada green economy. Dia mengatakan sebelumnya pembangunan menara dilakukan sendiri-sendiri dan menyumbang emisi yang besar.
Industri menara kemudian melakukan redesain dari menara-menara yang ada sehingga bisa mengurangi beban energi dan emisi.
"Hadirnya industri menara menjadi sangat efisien sehingga bisa menggunakan satu menara bersama-sama, itu salah satu kontribusi utama industri menara ini," ujar Indra. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.