WahanaNews.co | Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti ribuan hewan ternak di provinsi Jawa Timur jadi sorotan. Masyarakat khawatir penyakit ini bisa menular ke manusia.
Adapun jenis hewan ternak yang terpapar PMK diantaranya sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi. Bagi hewan yang terjangkit penyakit mulut dan kuku, gejala klinis yang muncul seperti demam tinggi bisa mencapai 41 derajat Celcius, adanya lepuh dan erosi sekitar mulut, moncong hidung, lidah, gusi, kulit sekitar kuku dan puting kambing.
Baca Juga:
Puluhan Sapi di Kecamatan Paguyaman Diduga Mati Karena Diracun Orang Tidak Dikenal
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, penyakit mulut dan kuku ini tidak menular ke manusia meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan. Untuk itu, dia meminta masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi wabah penyakit yang menjangkiti hewan ternak tersebut.
"Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," ungkap Mentan Syahrul dalam keterangannya, Selasa (16/5).
Mentan Syahrul mengatakan, bahwa pihaknya melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jatim ini.
Baca Juga:
Kelabui Konsumen, Pabrik Bakso Jeroan Sapi di Bekasi Beromzet Dibongkar Polisi
"PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya," terangnya.
Syahrul merinci dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. Ia berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri. Dengan ini ia memastikan penanggulangan PMK dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta agar media membantu upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait PMK. Hal ini agar tidak ada kekhawatiran berlebih yang akan menimbulkan kepanikan ditengah masyarakat terkait penyakit ini.
"Pak Mentan dan Pak Menkes bilang tidak menular ke manusia, saya seringkali bilang, pendekatan pentahelix maka media dan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dan private sector tolong bantu disampaikan bahwa PMK tidak menular ke manusia," bebernya.
Di samping itu, Khofifah menyebut bahwa pihaknya bersama dengan Kementan akan melakukan sejumlah langkah komprehensif untuk memastikan penyebaran PMK tidak meluas di Jatim. Pemerintah menerapkan isolasi berbasis kandang dan menggandeng banyak pihak lainnya, agar bantuan obat - obatan yang diberikan Kementan dapat tersalurkan secara maksimal.
"Isolasinya berbasis kandang, karantina berbasis kandang jadi yang sudah ada symptomatic gejalanya jgn dibawa keluar kandang, kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi, saya minta ke ikatan alumni FKH Unair (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga) turunkan tim lebih banyak supaya penyuntikan lebih masif," bebernya.
Senada dengan Mentan Syahrul, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB (Institut Pertanian Bogor), Denny W Lukman membenarkan penyakit tersebut hanya terjadi pada hewan dan tidak menular ke manusia. "PMK tidak menular ke manusia, jadi tidak masuk dalam kategori Zoonosis," katanya kepada merdeka.com, Selasa (10/5).
Denny mengatakan, penyakit mulut dan kuku sangat menular. Penyakit ini disebabkan virus Aphtovirus dari famili Picornaviridae. Ada tujuh setotipe virus yakni O, A, C, SAT 1, SAT 2, SAT 3, dan Asia 1. Virus penyebab penyakit mulut dan kuku yang pernah ada di Indonesia tahun 1983 hanya serotipe O.
Denny mengatakan daya tahan virus penyebab penyakit mulut dan kuku sangat bervariasi. Namun umumnya mereka bertahan pada air yang tergenang hingga 50 hari, rumput 74 hari, tanah 26 sampai 200 hari, feses kering 48 hari, dan feses basah 8 hari. Lalu cairan feses (manur) 34 sampai 43 hari, bahkan dalam limfonodus, sumsum tulang, tetesan darah, jeroan bisa bertahan beberapa bulan.
Virus penyebab penyakit mulut dan kuku banyak terdapat dalam jaringan, sekresi dan eksresi sebelum dan pada waktu timbulnya gejala klinis. Penyakit ini bisa menular ke hewan lain. Penularannya melalui kontak dengan hewan atau bahan tercemar, jalur inhalasi (pernafasan), ingesti (mulut/makan) dan melalui perkawinan alami ataupun buatan.
Meski sangat menular, penyakit mulut dan kuku dapat dikendalikan. Upaya pengendaliannya antara lain, jika ada hewan demam tinggi atau sakit segera laporkan ke Dokter Hewan atau Puskeswan atau Dinas. Kemudian jika hewan sakit dipisahkan dan jangan dijual, tidak memotong hewan sakit, menjaga kebersihan kandang, alat, dan orang yang menangani hewan. [rin]