WahanaNews.co, Jakarta - BUMN Sawit Sub holdong PTPN III, PalmCo menunda rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Direktur Utama PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan wacana tersebut memang diundur namun tetap dipersiapkan.
Jatmiko menerangkan, diundurnya rencana IPO ini setelah perusahaan melakukan perhitungan dengan skema rasio Enterprise Value (EV) to Earning Before Interest, Tax, Depreciation dan Amortisation (EBITDA). Berdasarkan perhitungan rasio itu hasilnya industri agro nilainya masih di bawah pasar.
Baca Juga:
Elektabilitas PAN Tetap Kokoh di Urutan Keenam Menurut Survei IPO Terbaru
"Ini kan market kan juga lagi kurang bagus, perhatikan angka statistik itu kan EV multiplenya, kemudian EV/EBITDA nya itu kan separo dari pasar untuk hal-hal makro ya. Kan orang dengan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) 7000 ini (EV/EBITDA) 20-an, tapi sekarang baru 10-an, EV per EBITDA bicara 10 saham yang lain. Agro cuma 5, undervalue kan," jelas dia ditemui di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024).
Rasio EV to EBITDA biasanya digunakan untuk menilai mahal dan murahnya nilai perusahaan berdasarkan kemampuannya menghasilkan laba atau kas operasional. Semakin kecil hasil nilai rasio EV to EBITDA artinya semakin murah.
Menurut Jatmiko saat ini perhitungan EV to EBITDA masih terlalu murah. Itulah alasan mengapa PalmCo masih memundurkan rencananya unutk IPO. Meski begitu, rencana tersebut masih tetap dipersiapkan.
Baca Juga:
Mixue Siap Melantai di Bursa Efek Hong Kong, Incar Dana US$1 Miliar
"Tahun ini belum, tapi bukan berarti kita tutup ya. Dipending, kami fokus pada.. ya tapi kalau dari sisi persiapan IPO sudah ya," ujar Jatmiko.
Adapun persiapan yang dilakukan PalmCo adalah meningkatkan nilai Environmental, Social, and Governance (ESG). Lalu keberlanjutan produk bisnis pada PalmCo juga dinilai sudah 100%.
"ESG kita sudah bagus, RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) sudah 100% juga, artinya persiapan kita ini sudah. Cuma kita lihat market kayaknya belum deh," pungkas dia.