WahanaNews.co | Subholding Pembangkitan PLN Indonesia Power mengaplikasikan digitalisasi pembangkit, melalui penerapan Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC), yang merupakan hasil inovasi insinyur kelistrikan perusahaan tersebut.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengungkapkan, REOC adalah simbol perubahan paradigma proses bisnis yang tadinya manual menjadi digital, di PLN Indonesia Power REO menja terobosan digitalisasi pembangkit listrik.
Baca Juga:
Konsumen Tak Perlu Repot, PLN luncurkan Layanan Satu Pintu Plus
"Lebih dari itu REOC Inilah suatu pertanda perubahan yang sangat besar dari PLN Indonesia Power,” kata Darmawan, melalui keterangan tertulis yang diterima WahanaNews.co, Jumat (31/3/2023).
Edwin Nugraha Putra, CEO PLN Indonesia Power mengatakan, transformasi PLN jadi perusahaan energi berbasis teknologi, inovatif dan berorientasi masa depan telah memberikan kontribusi bagi PLN Indonesia Power sebagai subholding generation company (Genco), dimana kapasitas terpasang hampir dua kali lipat, menjadi 21.077, MW, dari semula 10.206 MW.
“Digitalisasi dan Budaya Inovasi yang excellent diperlukan seiring dengan bertambahnya kapasitas terpasang, kompleksitas jenis pembangkit dan tantangan proses bisnis yang kompleks dan beragam,” ujar Edwin.
Baca Juga:
PLN dan Pemprov DKI Siap Ubah Sampah di Jakarta Jadi Listrik
Lebih lanjut Edwin menyebutkan bahwa digitalisasi yang dilakukan tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, namun juga value untuk korporasi dalam menjalankan proses bisnisnya.
“Implementasi digitalisasi tidak serta merta kami lakukan untuk sekedar mengikuti perkembangan zaman. Namun digitalisasi memberikan value tersendiri bagi kami dalam menjalankan proses bisnis khususnya dalam Bidang Ketenagalistrikan. Untuk memastikan Operational and Maintanance yang Excellence dan sesuai visinya menjadi perusahaan yang tumbuh berkelanjutan,” pungkasnya.
“Bisa dibayangkan dengan jumlah dan jenis pembangkit yang tersebar akan mempermudah kami dalam menganalisa dan memantau operasional real time pembangkit sehingga kami bisa mengambil keputusan jika terjadi gangguan yang pada akhirnya berdampak pada kepuasan pelanggan. REOC ini juga telah diimplementasikan baik dilingkungan PLN Group dan Swasta,” pungkas Edwin.