WahanaNews.co | Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa berhasil melarikan diri ke Maladewa dengan pesawat militer.
Usai kaburnya Rajapaksa ke luar negeri, Sri Lanka menetapkan situasi darurat nasional.
Baca Juga:
Kabur 7 Pekan, Eks Presiden Sri Lanka Akhirnya Pulang
Dilansir dari AFP Rabu (13/7), Rajapaksa melarikan diri dengan istri dan seorang pengawalnya dengan pesawat militer Antonov-32.
Pesawat itu lepas landas dari bandara internasional utama menuju Maladewa pada Rabu pagi waktu setempat, menurut sumber imigrasi.
"Paspor mereka dicap dan mereka naik pesawat khusus angkatan udara," kata seorang pejabat imigrasi yang terlibat dalam proses itu kepada AFP.
Baca Juga:
Didepak Singapura, Eks Presiden Sri Lanka Kini Mengungsi ke Thailand
Rajapaksa telah berjanji pada akhir pekan lalu untuk mengundurkan diri pada hari Rabu dan membuka jalan bagi "transisi kekuasaan yang damai", setelah melarikan diri dari kediaman resminya di Kolombo tepat sebelum puluhan ribu pengunjuk rasa menyerbunya.
Sebagai presiden, Rajapaksa memiliki kekebalan dari penangkapan. Dia diyakini ingin pergi ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan ditahan.
Umumkan Keadaan Darurat
Negara yang dilanda krisis ekonomi itu kemudian mengumumkan keadaan darurat nasional. Pengumuman status itu setelah Rajapaksa kabur ke Maladewa.
Belum diumumkan sampai kapan keadaan darurat nasional ini akan ditetapkan di Sri Lanka.
"Sejak presiden berada di luar negeri, keadaan darurat telah diumumkan untuk menangani situasi di negara ini," kata Dinouk Colombage, juru bicara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, kepada AFP.
Polisi juga akan memberlakukan jam malam tanpa batas di seluruh wilayah Provinsi Barat, yang meliputi ibu kota Kolombo.
Jam malam ini diterapkan untuk mengatasi aksi-aksi protes yang berkembang setelah Rajapaksa terbang ke Maladewa dengan pesawat militer.
Sementara itu, ribuan demonstran telah mengerumuni kantor perdana menteri pada hari yang sama saat Rajapaksa melarikan diri. Polisi pun menembakkan gas air mata untuk menahan mereka agar tidak menyerbu kompleks itu.
"Ada protes yang sedang berlangsung di luar kantor perdana menteri di Kolombo dan kami membutuhkan jam malam untuk mengatasi situasi," kata seorang perwira polisi senior kepada AFP.
Dia mengatakan mereka telah diberi perintah untuk menindak para demonstran yang mengganggu fungsi negara.
Rajapaksa Akan Kirim Surat Pengunduran Diri
Rajapaksa dilaporkan akan tetap mengundurkan diri setelah dirinya meninggalkan negeri itu menyusul penyerbuan massa ke istana presiden.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Rabu (13/7), sumber-sumber partai berkuasa mengatakan kepada Reuters, ketua parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena akan menerima surat pengunduran diri pemimpin Sri Lanka itu pada Rabu (13/7) malam waktu setempat.
PM Sri Lanka Jadi Presiden Sementara
Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe ditunjuk sebagai presiden sementara setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negeri itu.
Hal ini diumumkan ketua parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardana pada Rabu (13/7) ketika ribuan pengunjuk rasa menuntut kedua orang itu mundur.
"Karena ketidakhadirannya di negara, Presiden Rajapaksa mengatakan kepada saya bahwa dia telah menunjuk perdana menteri untuk bertindak sebagai presiden sesuai dengan konstitusi," kata Mahinda Yapa Abeywardana dalam sebuah pernyataan singkat yang disiarkan televisi. [rin]