WahanaNews.co, Jakarta - Berdasarkan hasil penelitian, berjalan mundur membawa manfaat yang tidak terduga bagi kesehatan fisik dan otak, sebagaimana yang baru-baru ini diungkapkan oleh Michael Mosley dalam episode terbaru podcast BBC dan acara Radio 4 Just One Thing.
Praktik ini, yang dikenal sebagai "jalan retro" di kalangan akademisi, memiliki sejarah yang kaya.
Baca Juga:
Menpora Dito dan InJourney Bahas Kolaborasi Penyelenggaraan Event Olahraga
Sejak awal abad ke-19, telah terdapat laporan tentang individu yang berjalan mundur sejauh ratusan hingga ribuan kilometer.
Beberapa melakukannya karena taruhan, sementara yang lainnya mencoba memecahkan rekor.
Dengan perbedaan biomekanik yang ada, ternyata berjalan mundur dapat memberikan manfaat fisik yang signifikan.
Baca Juga:
BAKI Resmi Berdiri, Indonesia Satukan Arbitrase Olahraga dalam Satu Lembaga
Sering kali, metode ini digunakan dalam fisioterapi untuk mengurangi rasa sakit pada punggung, masalah lutut, dan arthritis.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa berjalan mundur dapat memiliki dampak positif pada kemampuan kognitif seperti memori, waktu reaksi, dan kemampuan memecahkan masalah.
Praktik berjalan mundur untuk tujuan kesehatan diyakini berasal dari zaman kuno di China.
Ilmuwan di AS dan Eropa belakangan ini telah mengkaji metode ini sebagai cara untuk meningkatkan kinerja olahraga dan membangun kekuatan otot.
Janet Dufek, seorang ahli biomekanik di Universitas Nevada di AS, telah melakukan penelitian tentang gerakan mundur selama lebih dari dua dekade.
Bersama rekan-rekannya, mereka menemukan bahwa berjalan mundur selama 10-15 menit per hari selama empat minggu dapat meningkatkan fleksibilitas hamstring pada 10 siswi yang sehat.
Selain itu, berjalan mundur juga dapat memperkuat otot-otot di bagian punggung yang krusial untuk stabilitas dan fleksibilitas tulang belakang.
Dan dalam penelitian lain yang dipimpin oleh Dufek, kelompok yang terdiri dari lima atlet melaporkan penurunan nyeri punggung bawah setelah berjalan mundur dalam waktu tertentu.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa, secara tidak langsung, berjalan mundur memiliki beberapa manfaat terkait nyeri punggung bagian bawah, karena peregangan paha belakang,” kata Dufek.
"Seringkali salah satu penyebab nyeri punggung bawah adalah otot paha belakang yang tegang."
Latihan jalan mundur dan lari mundur sudah digunakan pada beberapa latihan olah raga, khususnya olah raga beregu dan raket yang memerlukan ketangkasan untuk bergerak cepat ke depan, ke belakang dan ke samping.
Karena mengurangi tekanan pada sendi lutut sekaligus membangun kekuatan, lari mundur juga berguna untuk membantu melindungi atlet dari cedera.
Selain bagi para atlet, jalan kaki mundur terbukti bermanfaat bagi orang lanjut usia, anak muda, individu yang mengalami obesitas, penderita osteoartritis, dan pasien pasca-stroke yang mengalami gangguan berjalan.
Berjalan mundur juga terbukti membakar lebih banyak kalori dibandingkan berjalan maju.
Tapi mengapa jalan mundur sangat bermanfaat?
“Biomekanik berjalan mundur sangat berbeda dengan berjalan maju,” kata Dufek, mengutip BBC.
“Dalam berjalan mundur, terdapat pengurangan rentang gerak pada lutut yang dapat memberi manfaat, misalnya bagi individu yang sedang dalam rehabilitasi setelah operasi lutut.”
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa rentang gerak sendi pinggul dan lutut berkurang drastis saat berjalan mundur.
Jika berjalan ke depan diawali dengan kontak tumit, maka berjalan ke belakang dimulai dengan kontak jari kaki, dan terkadang tumit tidak pernah menyentuh tanah.
Hasilnya, benturan yang dirasakan pada sendi lutut lebih sedikit dan menggunakan otot yang berbeda dibandingkan berjalan normal.
Sebenarnya, sendi pergelangan kakilah yang paling banyak menyerap guncangan saat berjalan mundur.
Otot yang diaktifkan dalam gerakan fleksi plantar (digunakan saat menunjuk atau berdiri dengan jari kaki) berperan lebih besar dalam berjalan mundur untuk memperlambat kecepatan pergelangan kaki dan meredam guncangan.
Jadi sepertinya ada lebih dari satu kebenaran dalam klaim Harmon atas kekuatan pergelangan kaki yang unggul, meskipun kemungkinan besar dia sebenarnya naik kereta api dalam sebagian perjalanannya.
Namun manfaatnya bukan cuma soal kekuatan pergelangan kaki.
Peneliti juga menemukan perbedaan lokasi aktivitas saraf saat melangkah mundur dibandingkan saat melangkah maju.
Korteks prefrontal, tempatnya keterampilan kognitif seperti pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, sangat aktif ketika melangkah mundur.
Sebuah penelitian di Belanda menguji kemampuan 38 peserta untuk menyelesaikan tes Stroop sambil berjalan mundur, maju dan menyamping.
Ini adalah tes dengan item berlawanan seperti kata "biru" dalam huruf merah untuk mengganggu kecepatan orang merespons suatu perintah.
Ditemukan bahwa peserta yang berjalan mundur memiliki waktu reaksi tercepat, mungkin karena otak mereka sudah terbiasa melakukan tugas yang tidak sesuai.
Studi lain dengan kuat menyimpulkan bahwa berbagai bentuk gerakan mundur, termasuk berjalan mundur, menonton video perjalanan kereta mundur, dan bahkan hanya membayangkan bergerak mundur, meningkatkan kemampuan peserta dalam mengingat informasi.
Dengan semakin banyaknya penelitian terhadap populasi sehat dan populasi tidak sehat dalam aneka penelitian tentang jalan kaki mundur, bukti manfaat dan keterbatasannya menjadi lebih jelas.
"Saya pikir teknologi mendorong banyak penelitian biomekanik saat ini," kata Dufek.
"Pada saat saya masih belajar, penelitian dengan 10 peserta sudah sangat besar. Dan sekarang, saya dan rekan-rekan bekerja dengan data besar karena lebih mudah mengumpulkan banyak informasi, dan mendapatkan hasil statistik yang sangat baik."
Namun ada juga unsur risiko dalam berjalan mundur.
Harus berhati-hati untuk menghindari halangan yang tidak kelihatan dan ada kasus di mana berjalan mundur saat fisioterapi dapat mengakibatkan terjatuh dan cedera serius.
Ada juga cara lain untuk mencapai hasil yang sama.
Para ilmuwan di China, misalnya, menemukan bahwa tai chi dan berenang adalah aktivitas rehabilitasi yang lebih efektif bagi atlet yang mengalami nyeri punggung bawah dibandingkan berjalan mundur, joging, atau tidak berolahraga sama sekali.
Namun seperti yang dikatakan Dufek, ada alasan lain untuk mencoba jalan mundur: keunikannya.
"Maksud saya, ada cara lain untuk meregangkan paha belakang, bisa dengan peregangan saja," kata Dufek, "Tapi, lebih seru kalau sekalian melakukan hal yang menyenangkan bukan?"
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]