WahanaNews.co, Jakarta - Motif di balik pembunuhan Disa Dwi Yarto, seorang karyawan MRT Jakarta (Perseroda), telah terungkap. Pelaku melakukan pembunuhan lantaran terjerat utang.
Menurut Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully, motif ini terkuak setelah melakukan pemeriksaan intensif terhadap para tersangka dengan inisial R (29), IS (31), dan JS (48).
Baca Juga:
BCA Digital Gandeng MRT Jakarta Berikan Promo "Cashback" 100 Persen
"Motif para pelaku adalah masalah ekonomi, khususnya saudara R yang memiliki utang sebesar Rp 3 miliar," ungkap Titus kepada wartawan pada Sabtu (11/11/2023).
Dengan dasar utang tersebut, R merencanakan pembunuhan bersama dengan para pelaku lainnya dengan cara mengelabui Disa dengan modus pura-pura pembelian mobil.
Setelah itu, para pelaku melaksanakan cash on delivery (COD) untuk membeli mobil dari korban, dengan menunjukkan bukti transfer palsu.
Baca Juga:
Wujudkan Manfaat yang Luas, Pemerintah Akselerasi Penyelesaian PSN di DKI Jakarta
"Pelaku berpura-pura menjadi pembeli mobil Fortuner 2020 milik korban. Kemudian, pelaku bertemu dengan korban dan menunjukan bukti transfer palsu yang telah diedit," ujar Titus.
Saat itu, Disa tidak percaya terhadap bukti transfer palsu yang ditunjukkan pelaku sehingga memutuskannya untuk pulang.
Rupanya, pelaku yang saat itu mengantarkan korban pulang langsung mengeksekusi korban di dalam mobil.
"Kemudian, korban dibuang di saluran air KBT Cakung," ucap Titus.
Melansir Kompas, mayat karyawan MRT Jakarta (Perseroda) bernama Disa Dwi Yarto ditemukan di aliran Kanal Banjir Timur (KBT), Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (10/11/2023) sekitar pukul 09.20 WIB.
Jasad Disa mengapung di antara tanaman eceng gondok dan tumpukan sampah.
Mayat pria yang bertubuh gempal itu mengenakan kaus berwarna biru dan celana pendek cokelat. Tubuh mayat itu dalam posisi telungkup. Hanya bagian punggung saja yang tampak dari permukaan air.
Titik mayat itu ditemukan berada tepat di bawah sebuah jembatan. Di atas jembatan, ditemukan bercak darah yang masih segar.
Untuk kondisi mayatnya sendiri, terdapat luka sayatan menganga dan tampak cukup dalam.
Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengatakan, ada lima luka tusukan pada dada, luka sayatan pada pergelangan tangan sebelah kiri dan lebam pada punggung tangan sebelah kiri.
"Luka di tangan kemungkinan (bentuk) perlawanan, lukanya dari sajam (senjata tajam)," ujar Panji.
Selanjutnya adalah bercak darah yang berada di jembatan di atas tempat korban ditemukan.
"Dari bercak darah, kemungkinan lokasi ini hanya tempat pembuangan saja. Eksekusi tidak di sini," paparnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]