WahanaNews.co | Sakit hati dan dendam menjadi motif Husein nekat menghabisi majikannya Irwan Hutagalung dengan cara dimutilasi dan dicor semen.
Muhammad Husein (28), warga Banjanegara, merupakan karyawan korban yang baru satu bulan bekerja di toko air mineral Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah milik korban.
Baca Juga:
Husein Pelaku Mutilasi Irwan Hutagalung Akhirnya Ngaku Menyesal dan Minta Maaf
Dilansir dan CNNIndonesia, Ia mengklaim sakit hati dan dendam karena kerap mendapat perilaku kasar dari korban. Perilaku kasar dalam bentuk pukulan, cubitan, tamparan hingga sundutan rokok disebut kerap ia alami kalau melakukan kesalahan atau lambat dalam bekerja.
Husein juga mengklaim kerap mendapat pelampiasan kemarahan korban kalau pesanan antar air mineral akibat kelalaian korban sendiri.
Ini bawah mata saya masih biru lebam karena terakhir dipukul dia. Ini goresan-goresan di tangan bekas sundutan rokok dia. Sering berkali-kali, setiap kali ada salah atau lupa, dia mukul, terus salah pesan karena kelupaan dia, saya jadi sasaran," kata Husein di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5).
Baca Juga:
Tahu Anaknya Pelaku Pembunuhan Sadis Orang Tua Husen Sangat Terpukul
Dendam dan sakit hati yang terpendam akhirnya diluapkan Husein dengan menghabisi korban pada Kamis (4/5) malam. Korban yang kala itu sedang tidur langsung dihabisi dengan memukul bagian kepala dengan linggis. Esok paginya, Husein melanjutkan aksi sadisnya dengan memutilasi tubuh korban menjadi empat bagian, yakni lengan kanan dan kiri, leher kepala dan tubuh utama yang tersisa.
"Kalau saya sakit disakiti, dia harus juga merasakan sakit disakiti. Kamis malam itu saat dia tidur, saya langsung pukul kepalanya pakai linggis, terus saya tinggal ngopi di angkringan sebelah sampai subuh. Terus saya balik lagi lanjut mutilasi," kata Husein.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menjelaskan penangkapan Husein berawal dari kecurigaan polisi atas keterangan beberapa saksi yang menyebut Husein berpamitan keluar kerja dan pulang ke kampungnya di Banjarnegara pada Sabtu (6/5).
Kecurigaan polisi pun terbukti saat mengamankan Imam, seorang pedagang angkringan di sebelah toko korban yang mendapat cerita pengakuan dari Husein kalau telah mengeksekusi majikannya.
"Dari pemeriksaan saksi-saksi, mengerucut nama Husein karyawan korban. Dan terakhir keterangan saksi, penjual angkringan di sebelah TKP kalau menyebut Husein mengaku telah mengeksekusi majikannya", ungkap Irwan.
Penemuan jasad korban terungkap setelah istri korban, Yunita, mendatangi toko mencari korban yang sudah 4 hari tak pulang rumah. Melihat kondisi toko tertutup dan terkunci, Yunita akhirnya meminta tolong warga sekitar untuk membuka paksa.
Saat Yunita berhasil masuk toko, tercium bau busuk menyengat yang setelah disisir berasal dari gundukan plesteran semen, namun terlihat kaki manusia terjuntai. Temuan ini pun langsung dilaporkan ke Polisi.
Tak menyesal dan seyum puas
Muhammad Husen (28), warga Banjarnegara itu dihadirkan saat jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, dengan berbaju tahanan biru nomor 35. Dia terlihat begitu tenang dan tidak sering menunduk untuk menunjukkan penyesalan.
Oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, dia dicecar sejumlah pertanyaan mulai dari kronologi hingga pelariannya membawa uang dan motor korban. Kepada polisi Husen mengatakan usai memukul korban menggunakan linggis, dia sempat curhat ke pedagang angkringan di sebelah depot air isi ulang bernama Imam.
Kemudian setelah melakukan mutilasi, pada Jumat (5/5) dia justru mengajak Imam itu menyewa wanita malam lewat michat.
Saat ditanya Irwan kenapa dia bercerita kepada Imam dan mengajak main, Husen hanya tersenyum dan mengatakan cuma ada Imam yang ada di sekitarnya yang dia kenal.
"Cuma ada dia di sana," kata Husen setelah sebelumnya sempat tersenyum.
Kemudian ketika ditanya alasannya memutilasi korban, dia dengan tegas menyebutkan sebelumnya sering dipukuli korban. Maka dia memotong tangan yang kerap memukulnya itu.
"Karena tangannya dipakai buat mukul saya makanya saya potong. Kalau kepalanya karena dia suka ngomelin saya aja. Jadi yang saya potong kepala bukan bibir. Mulut kan susah," tegasnya.
"Nggak (tidak menyesal), puas," imbuh Imam.
Bahkan di tengah situasi itu dia sempat menjawab wartawan dengan nyeleneh bahkan tersenyum hingga tertawa. Ketika itu ia ditanya kenapa kabur ke Banjarnegara.
"Kalau saya tidak lari, keenakan petugas kepolisian," ujarnya sambil tersenyum dan tertawa.
Aksi yang dilakukan Husen cukup sadis dan dia sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Dengan tubuh kecilnya dia tetap tegap seolah tidak menyadari aksinya sangat brutal.
Husen dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
[Redaktur: Alpredo]