WahanaNews.co | Abraham Lunggana atau Haji Lulung wafat hari ini. Selain dikenal sebagai politikus, Haji Lulung dikenal sebagai tokoh Tanah Abang yang merintis usaha dari nol.
Dikutip dari laman Jakarta.go.id, sebelum menjadi politikus, nama Haji Lulung sudah terkenal di seantero Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tentang nama Lulung yang lebih populer dari nama asli pemberian orang tuanya, ada ceritanya.
Baca Juga:
Gangguan Jantung, Haji Lulung Meninggal Dunia
Di dalam buku Tenabang Kate Anak Tenabang yang disusun oleh Ahmad Mathar Kamal dan Faiz Sungkar disebutkan bahwa bapaknya, Ibrahim Tjilang, saat itu mengidolakan Abraham Lincoln sehingga nama Abraham dijadikan nama putra ketujuhnya dari sebelas anak-anaknya.
Sejak kecil, ia sudah menghadapi pahitnya kehidupan karena pada 1975, saat ia berusia 16 tahun, ia ditinggal wafat bapaknya yang seorang tentara berpangkat peltu. Ibunya yang menjadi single parent masih memiliki keturunan dari KH Abdullah Syafiie, pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.
Ia membantu mencari nafkah untuk ibu dan saudara-saudaranya dengan mengumpulkan sampah pasar berupa plastik, karung, kardus, dan per untuk ngebal. Dikarenakan ia tinggal di dekat pasar, ia mencari uang di pasar. Kehidupannya sedikit demi sedikit berubah ketika ada perluasan Pasar Kebon Dalem (1976). Ia sudah menjadi bos barang bekas.
Baca Juga:
Ribuan Anggota Ormas Dan Ratusan Warga Antarkan Jenazah Haji Lulung
Oleh karena harus bekerja, ia meninggalkan sekolahnya selama tiga tahun demi mencari uang. Pada 1978, ketika ia sudah memiliki kemampuan cukup, Lulung melanjutkan kembali sekolah ke STM di YPMII di daerah Pasar Jumat (sekarang sekolah itu sudah tidak ada lagi).
Melihat pasar semakin berkembang, ia memiliki pemikiran sejak masih SMP untuk mencari cara bagaimana mendapatkan satu persen dari peredaran uang di Pasar Tenabang. Obsesi satu persennya terbuka ketika ada penggusuran eks Markas AURI di Tenabang Bukit. Saat itu, ia kembali berusaha di barang bujuran kiloan. Ia juga sempat menjadi satpam di pertokoan tersebut. Interaksinya dengan lingkungan dan tokoh masyarakat membuat dia dipercaya sebagai Kamtib LKMD Kelurahan Kampong Bali.
Sebelumnya, ia juga menjadi keamanan RW. Sejak 1981, ia sudah berorganisasi karena dia menjadi Ketua Pemuda Panca Marga Kecamatan Tanah Abang. Tahun 1981, ia lulus dari STM.
Mulai 1986, usahanya mulai terlihat maju, terlebih saat ia fokus pada investasi lingkungan untuk mewujudkan obsesi satu persennya dan mendapat kepercayaan dari para pengusaha di Tanah Abang. Kompleks Ruko Tanah Abang Bukit adalah tempat pertama kali yang dikelola olehnya dari segi keamanan dan lingkungan, kemudian menyusul kompleks ruko di JI Fachrudin.
Pada saat menjelang krisis moneter pada 1997, berkaitan dengan pengembangan Pasar Tenabang Blok F, ia membangun kios-kios kecil di pinggir tembok Blok F. Dengan membangun kios-kios kecil ini, ia telah memberi peluang kepada pedagang ekonomi lemah untuk mendapatkan tempat berdagang dengan sistem sewa yang tidak mahal. Ia kemudian dipercaya oleh Perpasaran Tanah Abang untuk menjaga keamanannya.
Pada tahun 2000, saat dibangun pertokoan Metro Tanah Abang oleh PT Rointa, yang juga membangun jembatan toko yang menyambung Pasar Regional Tenabang, ia dipercaya menjadi manajer di Pertokoan Metro Tanah Abang. Selain itu, pengembang memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola keamanan di Metro Tanah Abang.
Jejak politik Haji Lulung memang penuh lika-liku. Dia mengawali karier politiknya bersama PPP. Namun dia lantas meninggalkan PPP saat partai berlambang Ka'bah itu mengalami perpecahan.
Haji Lulung kala itu pindah haluan ke Partai Bintang Reformasi (PBR). Dia bahkan menjabat sebagai Ketua DPC PBR Jakarta Barat.
Kembali ke PPP
Pasca-Pemilu 2004, Haji Lulung kembali ke PPP dan terpilih menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat.
Karier Haji Lulung di politik semakin menanjak saat ia terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dua periode berturut-turut, yakni pada 2009-2014 dan 2014-2019.
Haji Lulung saat itu juga didapuk menjadi Ketua DPW DKI Jakarta. Lulung menjabat sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta dalam kepengurusan PPP yang dipimpin Djan Faridz. Saat terjadi konflik kepengurusan di PPP, Lulung memang setia bersama Djan Faridz.
Haji Lulung pun kala itu didapuk sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta pada periode 2014-2019. Namanya mulai menjadi sorotan lantaran kerap berseteru dengan Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Dipecat PPP
Romansa Haji Lulung dan PPP mulai menemui lika-liku setelah dualisme kepengurusan terjadi. Haji Lulung saat itu memilih mendukung kubu Suryadharma Ali dan Djan Faridz. Dukungannya pun membuat dirinya didepak dari PPP hasil muktamar di Surabaya yang kemudian dipimpin Romahurmuziy (Rommy).
Namun hubungan Haji Lulung dengan PPP Djan pun berujung perseteruan. Gonjang-ganjing mulai terjadi pada masa Pilkada 2017. Saat itu, Haji Lulung membelot dengan mendukung pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. Padahal PPP Djan kala itu melabuhkan dukungannya ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Selisih paham lantas terus bergulir. Di Pilkada DKI putaran kedua, Haji Lulung lagi-lagi memilih berbeda suara dengan partainya dengan mendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Buntutnya, Haji Lulung pun dipecat dari PPP Djan. Djan menyatakan pemecatan Lulung ini juga dibarengi dengan pemecatan sembilan kader PPP lainnya.
"Tadi pagi dikirim SK-nya. Sampai saat ini belum ada respons. Dia menghilang. Selain terhadap beliau, kami memecat sembilan kader lainnya," ujar Djan saat jumpa pers di kantor PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017).
Djan mengatakan sembilan kader lainnya mengikuti jejak Lulung, yang telah menyatakan dukungan kepada pasangan calon yang berbeda dengan PPP. Oleh karena itu, Djan menyebut pemecatan itu merupakan upaya terakhir untuk menyatukan suara.
Setelah didepak Djan, Lulung pun kembali menjalin komunikasi dengan PPP kubu Rommy. Saat itu, dia bahkan menganggap pemecatannya dari kepengurusan PPP kubu Djan sebagai dagelan. Itu karena dia menganggap PPP yang sah adalah kubu Rommy.
Namun, tak lama, Haji Lulung merasa dibohongi oleh PPP kubu Rommy. Dia merasa dimanfaatkan setelah mendeklarasikan diri untuk mendukung Rommy. Sebab, saat itu, dia justru tak diberi kursi Ketua DPW DKI dan hendak dipindahkan ke DPP.
"Saya nih sekarang dibohongin, kalau jadi Ketua DPW deklarasi siap diperintah Rommy, geger tuh. Makanya kemarin saya deklarasi, komentar saya jadiin profil FB-nya Rommy. Haji Lulung sudah gabung ke kita, Haji Lulung serahkan kantor DPW, saya serahkan. Terus saya dijanjiin jadi ketua, mana percaya saya, DPW saja saya nggak dikasih, buat deklarasi saja nggak dikasih," kata Lulung kepada detikcom, Selasa (17/4/2018).
Pindah ke PAN
Perselisihan dengan PPP itu pun membuat Haji Lulung akhirnya memutuskan bergabung dengan PAN. Kala itu, dia mengaku sudah tidak mendapat tempat lagi di PPP.
"Saya nggak ada tempat di PPP. Jadi gini, PPP itu kan dulu dukung Ahok, saya nggak dukung Ahok, makanya saya dipecat PPP. Nah sekarang harusnya kan sudah terjadi rekonsiliasi, kita kan korban mereka, korban elite yang kemudian sekarang SK saya tak diberikan kembali, yaitu SK Jakarta. Namun saya disuruh pindah ke DPP menjadi salah satu wakil ketua umum atau wakil ketua, terus kalau selesai gimana prosesnya kan sulit," kata Lulung saat mendampingi Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno di Jakarta Timur, Senin (18/6/2018).
DPW PAN pun menyambut kepindahan Abraham Lunggana alias Lulung dari PPP ke PAN. PAN memaknai kepindahan Lulung yang telah hijrah dari partai pendukung penista agama ke partai pro-ulama. Saat itu diketahui, PPP kubu Djan mendukung Ahok-Djarot.
"Ketua dan seluruh kader DPW Jakarta mengucapkan selamat datang atas bergabungnya Bang Haji Lulung ke PAN. Tapi saya ingin membuat statement memaknai hijrahnya beliau ke PAN. Pertama, ini merupakan hijrahnya aspirasi umat dari partai (pro)-penista agama ke partai pro-ulama dan pro-rakyat," kata Bendahara DPW PAN Bambang Kusumanto di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2018).
Hengkang dari PPP, Haji Lulung pun mundur dari DPRD DKI Jakarta. Dia kemudian mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Dapil III Jakarta bersama PAN dan terpilih.
Tahun-tahun berlalu, Haji Lulung akhirnya keluar dari PAN dan kembali ke rumah lamanya, PPP. Haji Lulung mengaku ditugasi lagi menjadi Ketua DPW PPP DKI Jakarta.
"Sejak tanggal 6 saya diangkat menjadi, ditugaskan oleh PPP, menjadi Ketua DPW DKI PPP. Tentunya, mohon doa restu sama semua umat, kami mohon doa restu kepada semua masyarakat, agar saya dapat menjalani dengan PPP ini dengan baik," kata Lulung saat dihubungi, Selasa (7/9/2021).
Dengan berhenti dari PAN, Haji Lulung menyebut dirinya bakal menjalani pergantian antarwaktu sebagai anggota DPR RI. Lulung mengaku ikhlas karena takzim kepada ulama-ulama yang memintanya kembali ke PPP.
Namun kabar duka datang dari keluarga besar PPP. Abraham Lunggana atau Haji Lulung wafat hari ini.
Kabar Haji Lulung meninggal dunia disampaikan elite PPP Achmad Baidowi. "Haji Lulung wafat," kata Baidowi, Selasa (14/12/2021). [qnt]