WahanaNews.co | PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dan PT Padma Energi Indonesia Group Titis Sampurna menandatangani perjanjian usaha patungan (Joint Venture Agreement) pembangunan terminal Liquefied Natural Gas (LNG) dan infrastruktur pendukung.
Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang akan dioperasikan PLN di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Nantinya, energi listrik dari PLTG ini akan dipasok ke smelter nikel PT CNI.
Baca Juga:
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
General Manager Bussines Development PT CNI Aldo Namora mengatakan, terminal LNG ini akan melayani pasokan gas PLN untuk pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga gas terapung (Barge Mounted Power Plant/BMPP) dengan kapasitas 2x60 MW.
"BMPP 2x60 MW dibangun oleh PT. PAL di Surabaya dan akan dioperasikan oleh Indonesia Power, anak usaha dari PLN," ujar Aldo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/11/2022).
Menurut Aldo, satu unit BMPP saat ini telah selesai dan mulai dioperasikan oleh PLN, sementara unit kedua akan rampung pada April 2024 dan akan segera dimobilisasi ke Kolaka, lokasi smelter CNI.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Terminal LNG CNI dan Titis Sampurna ini memiliki total kapasitas 24 mmscfd dan akan dibangun di atas lahan seluas 7.5 hektare di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Terminal Khusus (Tersus) Ceria Nugraha Indotama.
"Pembangunan Terminal LNG ini merupakan bagian dari komitmen kami bersama PLN untuk memberikan keandalan pasokan listrik ke smelter Ceria Nugraha Indotama," katanya.
Sebelumnya, pada 2018, CNI dan PLN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan total kapasitas 350 MW untuk tenaga listrik smelter Ceria Nugraha Indotama, dan akan menambah kapasitas sebesar 350 MW, sehingga total penggunaan listrik CNI mencapai 700 MW.