WahanaNews.co | Akibat sentimen inflasi Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.335 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (21/1) sore. Mata uang Garuda ini menguat 5 poin atau 0,03 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.340 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.347 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.354 per dolar AS.
Baca Juga:
Rupiah Kembali Terseok, Dolar AS Tembus Rekor Tertinggi Tahun Ini
Lalu, mata uang di Asia mayoritas bergerak bervariasi. Terpantau, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,09 persen, peso Filipina yang melemah 0,06 persen, rupee India menguat 0,05 persen, yuan China menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia menguat 0,07 persen, baht Thailand melemah 0,31 persen, yen Jepang menguat 0,17 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,15 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju melemah terhadap dolar AS. Tercatat, dolar Kanada melemah 0,21 persen, dolar Australia melemah 0,47 persen, poundsterling Inggris melemah 0,24 persen. Sementara, euro Eropa menguat 0,23 persen dan franc Swiss menguat 0,26 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap lonjakan inflasi di AS. Hal itu akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed pada 2022.
Baca Juga:
Gawat, Tahun Ini Dolar AS Tembus Rekor Tertinggi!
"Dolar AS turun pada Jumat karena kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap tinggi dan The Fed memperketat kebijakan moneternya," tulis Ibrahim dalam risetnya.
Dari internal, proyeksi pertumbuhan ekonomi versi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4,7 persen-5,5 persen pada 2022 turut mengangkat rupiah hari ini.
Namun, Ibrahim melihat rupiah akan berfluktuasi pada perdagangan Senin (24/1) mendatang.