WahanaNews.co | Ketua Asosiasi Kota (Askot) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jakarta Barat Achmad Yani mengutarakan sejumlah fokus utama dirinya untuk pembinaan pesepakbola usia muda di wilayahnya.
“Fokus utama kita pertama merubah mindset para pemain terhadap kompetisi yang dilakukan selama ini. Secara regulasi kompetisi sudah benar. Kita bicara mindset teman-teman ini harus juara dan dapat hadiah. Kompetisi grassroot itu tidak ada di PSSI. Tidak ada hadiah berupa uang pembinaan. Yang ada ya piala,” kata Ahmad Yani dalam bincang santai dengan WahanaNews.co, di Taman Kota, Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (15/11/2024).
Baca Juga:
KPU Sumedang Gelar Simulasi Pemilu 2024, Siapkan 2.012 TPS untuk Pertarungan Elektoral
Achmad mengatakan hal ini harus terus disampaikan di semua lini mulai dari pelatih, pemain, termasuk kepada pemilik Sekolah Sepakbola (SSB) yang bernaung di bawah Askot PSSI Jakarta Barat.
Selain itu, Achmad menyampaikan akan terus memperbaiki sistem IT untuk memudahkan melakukan database para pemain.
“Kita juga perbaiki sistem IT-nya sehingga pendaftaran para pemain bisa lewat link yang dibuat oleh Askot PSSI Jakarta Barat. Kalau sebelumnya masih manual, sekarang sudah bisa didaftar lewat link,” ungkapnya.
Baca Juga:
Viral Lantai Masjid Ambles di Tengah Salat Jumat, 2 Korban Terluka
Ia yakin fokus yang dilakukannya ini merupakan suatu gebrakan yang memerlukan proses yang semuanya bertujuan baik sehingga kompetisi yang dilakukan Askot PSSI Jakarta Barat dapat berjalan lancar dan baik.
“Memang di awal agak sulit dan perlu proses tapi ke depan akan lebih mudah karena data pemain sudah ada. Kita sudah punya bank data pemain,” tegasnya.
Yani menambahkan fokus utama lain adalah meningkatkan pembinaan yang outputnya bukan hanya menciptakan pemain-pemain yang punya kemampuan bagus tapi harus mempunyai karakter atau attitude yang bagus juga.
“Ini harus kita bina. Bukan hanya untuk pemain, berlaku juga untuk pelatih dan manajemen SSB sendiri,” ungkapnya.
Karakter yang bagus ini, kata dia, akan melahirkan sportifitas, respek, fairplay dan pastinya no rasis kepada anak-anak SSB.
Kendala-kendala
Setahun memimpin Askot PSSI Jakarta Barat, Achmad Yani mengatakan pembinaan sepakbola usia muda dinilai masih belum maksimal. Ada sejumlah kendala selama ini di pembinaan usia muda.
Menurutnya, kendala pertama yaitu minimnya pengetahuan para pengurus dan pelatih SSB tentang regulasi yang telah ditetapkan.
“Malas baca regulasi yang sudah ditetapkan tapi memang itu butuh proses ya mudah-mudahan ke depannya akan semakin baik,” ungkapnya.
Yani menjelaskan melalui sosialisasi yang terus dilakukan, termasuk sering membaca regulasi yang telah ada di website Askot Jakbar, pengurus dan pelatih SSB bisa meningkatkan kualitasnya karena kompetisi yang baik itu akan menciptakan pelatih-pelatih yang baik.
Pelatih yang baik akan menciptakan pemain yang baik, dan pemain-pemain yang baik akan menciptakan juga pemain nasional yang baik.
Kendala lain ditambahkannya adalah sulitnya menyatukan keinginan dari 32 SSB yang ada di bawah naungan Askot PSSI Jakarta Barat padahal sudah ada regulasi yang telah ditetapkan dan tinggal menjalankannya.
“Keinginan teman-teman dari SSB kan ngak satu. Ada banyak. Tapi apa pun itu, semua harus ikuti regulasi yang sudah ditetapkan. Jangan sampai regulasi yang sudah disepakati, mereka sendiri yang tidak menjalankan,” jelasnya.
Ia mengajak semua pihak (SSB dan Askot) sama-sama memperbaiki diri berdasarkan regulasi yang telah ditetapkan.
Harapan ke Pemerintah
Achmad yang juga pemilik SSB Bintang Pratama ini mengatakan untuk meningkatkan pembinaan pesepakbola usia muda di Jakarta Barat harus berkolaborasi dengan semua stakeholder yang ada.
“Pemerintah kota agar bisa lebih memfasilitasi kegiatan atau pembinaan yang kita lakukan terutama memfasilitasi lapangan-lapangan yang layak karena tanpa lapangan yang layak kita agak kesulitan membuat program-program kompetisi menjadi lebih baik,” ujarnya.
Ia memberi contoh saat penutupan Jakarta Barat Junior League (JBJL) beberapa waktu lalu. Lapangan yang dipakai di Stadion Cendrawasih itu terlihat berdebu dan minim fasilitas.
“Mungkin yang tadinya kita sehat, karena kondisi lapangan yang berdebu, bukannya sehat malah sebaliknya, ketika kompetisi selesai, mereka ada yang sakit,” jelas dia.
Oleh sebab itu, ia berharap agar pemerintah kota bisa hadir bersama-sama dengan Askot PSSI Jakarta Barat sehingga pembinaan usia muda ini dapat berjalan baik karena semuanya punya tujuan yang sama yaitu menciptakan pemain yang punya skill dan karakter yang bagus juga.
Program Selanjutnya
Sukses mengelar JBJL 2024 tak membuat Askot PSSI Jakarta Barat berpuas diri.
Askot PSSI Jakarta Barat pun bersiap untuk program selanjutnya yaitu mengadakan turnamen sepakbola antar Sekolah Dasar (SD) Se-Jakarta Barat.
“Sambil mempersiapkan turnamen JBJL selanjutnya. Program selanjutnya persiapan turnamen sepakbola antar SD Se-Jakarta Barat,” kata dia.
Selain turnamen antar SD ini, turnamen lainnya juga untuk kategori U-9, U-10, dan U-11 sedang dipersiapkan untuk digelar.
Terpilih memimpin Askot PSSI Jakarta Barat untuk masa bakti 2023-2027, bagi Achmad Yani, mengurus sepakbola itu merupakan ibadah.
“Ibadah itu bukan hanya kita di masjid atau mengaji. Ibadah itu luas pengertiannya. Saya ini kan pemilik SSB sekaligus pelatih berlisensi B. Bagaimana kita bisa memperbaiki akhlak dan attitude para pemain di sepakbola juga merupakan ibadah,” ujarnya.
Termasuk bagaimana kita bisa menciptakan pemain-pemain yang bagus, dari yang mereka tidak bisa bayar tapi akhirnya bisa menjadi pemain nasional.
“Kalau itu bisa kita ciptakan, itu juga kan ibadah untuk kita. Dia bisa menghidupi keluarganya, itu kan ibadah pengurus. Istilahnya pengurus ini bisa menciptakan pemain bagus dan profesional, itu juga ibadah,” pungkasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]