WahanaNews.co | Ternyata, gaji pembalap MotoGP 2022 belum merata.
Tak adanya regulasi yang mengatur secara detail akan gaji dari para rider memang membuat bayaran mereka ada yang tinggi, sedangkan sebagian besar masih tergolong kecil.
Baca Juga:
Mark Marquez Akhirnya Masuk 10 Besar di MotoGP 2023
Hal ini menjadi keprihatinan beberapa pembelap besar yang gajinya sudah lumayan besar.
Pada zamannya, Valentino Rossi merupakan satu di antara pembalap dengan gaji yang tinggi.
Ini membuat The Doctor bisa hidup glamour dan menjalani kehidupan yang mewah pasca pensiun dari dunia balapan.
Baca Juga:
Jadwal MotoGP Spanyol 2023, Lengkap Jam Tayang dan Berita Terbaru Marquez hingga Enea Bastianini
Saat ini, pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengatakan, dia berharap ada perbaikan dengan gaji antar pembalap di paddock MotoGP 2022 agar tak mengalami kesenjangan yang cukup dalam.
Untuk diketahui, saat ini Marc Marquez merupakan pembalap dengan bayaran paling tinggi di pentas MotoGP 2022.
Dia mendapatkan upah 15 juta euro atau sekitar Rp 227 miliar per tahun dari tim Honda Racing Corporation (HRC).
Terlebih, dia memiliki jalinan masa bakti “fenomenal” dengan tim pabrikan asal Jepang itu.
Dia dikontrak untuk durasi yang lama, yakni empat tahun (sejak 2020).
Jarang-jarang ada tim yang langsung berani menggaransi kontrak rider-nya untuk tenggat waktu seperti itu.
Maksimal, sebuah tim akan memberikan kontrak dua tahun plus opsi perpanjangan.
Satu di antara alasan mengapa situasi tersebut berlangsung lantaran besaran gaji pembalap menjadi sorotan utama.
Kini, banyak rider di MotoGP 2022 mengalami penurunan upah dan besaran satu dengan yang lain tergolong fantastis.
Sebagai contoh saja, gaji dari Marc Marquez, jika dikumpulkan, merupakan seperempat dari pembalap di MotoGP musim ini.
Fakta ini menandakan bahwa ketimpangan soal upah menjadi polemik tersendiri dalam industri ajang balap grand prix roda dua ini.
Pun begitu, Marquez merasa risih karena sejumlah koleganya menerima gaji yang jauh di bawah yang diterimanya.
Sebagai gambaran, saat menjalani musim perdana MotoGP pada 2019, Fabio Quartararo menerima gaji sekira 80.000 euro per tahun.
Angka ini masih banyak diterima para pembalap MotoGP.
Dalam proposal kontrak barunya, Aprilia kabarnya menawari Aleix Espargaro gaji yang lebih kecil daripada yang diterimanya musim ini.
Padahal, Espargaro berperan besar mengembangkan Aprilia RS-GP hingga menjadi motor kompetitif seperti saat ini.
Diskusi soal bahasan gaji pernah disinggung leh seorang pembalap. Dia menyebut seorang rider tak ubahnya badut pertunjukkan.
"MotoGP merupakan acara dan pertunjukkan yang besar. Sirkulasi uang banyak mengalir di sana, sedangkan pembalap adalah badutnya saja dalam bagian pertunjukan itu," terang seorang pembalap, dikutip dari laman Motorsport-Total.
Marc Marquez juga buka suara untuk memperjuangkan gaji sesama pembalap.
"Itu harus dilakukan oleh seseorang yang tidak balapan. Kami telah berupaya berbicara dengan Safety Commission. Kenyataannya ada pembalap yang mendapatkan gaji kecil," terang Marc Marquez.
The Baby Alien menyadari bahwa dirinya tergolong sebagai rider yang beruntung.
Pemilik nomor #93 itu adalah rider dengan gaji tertinggi saat ini.
Namun itu justru membuatnya risi lantaran banyak rekan sejawatnya tak mendapatkan hak yang sama.
"Tidak adil rasanya jika beberapa pembalap aktif MotoGP mendapatkan gaji yang kecil," tegas pemililik 8 gelar juara dunia itu.
"Saya menjadi satu di antara pembalap yang mendapatkan upah tinggi, namun juga risi jika harus melihat rekan saya mendapatkan perlakukan (gaji) yang tak adil," pungkasnya. [gun]