WahanaNews.co | Indonesia adalah raja Thomas Cup dengan jumlah gelar terbanyak.
Namun, sebagai raja, Indonesia sudah nyaris dua dekade tidak bertahta.
Baca Juga:
Indonesia Tumbang 0-3, India Juara Piala Thomas 2022
Indonesia punya koleksi 13 gelar di Thomas Cup.
Koleksi gelar tersebut masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan gelar terbanyak hingga saat ini.
Namun, catatan 13 gelar itu sendiri sudah tak bertambah sejak 2002.
Baca Juga:
Kalahkan Indonesia 3-0, India Juara Piala Thomas 2022
Itu berarti, Indonesia sudah gagal menjadi juara di delapan penyelenggaraan Thomas Cup sejauh ini.
Kegemilangan Indonesia di Thomas Cup sudah tersaji sejak Indonesia pertama kali memutuskan untuk ikut turnamen ini pada edisi 1958.
Mengandalkan Tan Joe Hok dan Ferry Sonneville, Indonesia mampu mengejutkan dunia dan membawa pulang Thomas Cup.
Generasi emas pertama badminton Indonesia ini pula yang terus merebut dua gelar Thomas Cup berikutnya di 1961 dan 1964.
Setelah sempat kalah di edisi 1967, Indonesia kembali berkuasa dan dominan di penyelenggaraan Piala Thomas pada dekade 70-an.
Indonesia selalu jadi juara di empat penyelenggaraan beruntun, memecahkan rekor gelar beruntun sebelumnya yang dipegang oleh Malaysia.
Kehebatan Indonesia di era 70-an tak lepas dari sosok Rudy Hartono, Muljadi, Liem Swie King, Iie Sumirat, Christian Hadinata/Ade Chandra, dan Tjun Tjun/Johan Wahjudi.
Masuk di dekade 80-an, Indonesia hanya satu kali jadi juara Piala Thomas, yaitu pada 1984.
Padahal, gelaran Thomas Cup sudah berubah menjadi dwi tahunan.
Indonesia lalu bangkit lagi di dekade 90-an hingga awal 2000-an.
Indonesia merebut lima gelar beruntun, memecahkan rekor sebelumnya di dekade 70-an.
Pada dekade 90-an, Indonesia begitu digdaya dengan deretan pemain-pemain elite.
Di nomor tunggal putra, terdapat Alan Budikusuma, Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, Hariyanto Arbi, Joko Supriyanto, Hendrawan, Marleve Mainaky, hingga Taufik Hidayat.
Sementara di nomor ganda terdapat Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky, Antonius/Denny Kantono, Rudy Gunawan/Bambang Supriyanto, Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Tony Gunawan, Halim Haryanto, hingga Trikus Harjanto.
Setelah memecahkan rekor lima kali juara beruntun dan merebut gelar Thomas Cup yang ke-13, Indonesia selalu tersandung dalam tiap upaya merebut kembali Piala Thomas.
Bukan sekadar gagal juara, Indonesia bahkan hanya sanggup dua kali masuk final dalam delapan penyelenggaraan.
Final terakhir yang dilakukan Indonesia adalah di Thomas Cup 2016 saat mereka kalah dramatis 2-3 dari Denmark.
Kini, Indonesia berdiri menghadapi Thomas Cup 2020 yang tertunda satu tahun sebagai unggulan pertama.
Bila mampu mengakhiri turnamen sebagai juara, Indonesia akan menuntaskan penantian panjang puasa gelar Thomas Cup sebelum tepat berusia dua dekade di tahun depan.
Gelar juara juga bisa jadi bukti penegasan bahwa Indonesia masih punya taji di sektor beregu putra, bukan hanya sekadar bersandar pada sejarah luar biasa semata. [qnt]