WahanaNews.co | Herry Iman Pierngadi mendapat pukulan telak ketika ganda putra Indonesia gagal meraih medali di Olimpiade.
Ia lalu sukses melakukan balasan dengan ikut berkontribusi besar memenangkan Thomas Cup.
Baca Juga:
Tim Piala Thomas Indonesia Diberi Bonus Rp 10 Miliar
"Kegagalan dan kesuksesan adalah bagian dari hidup. Kedua-duanya hanyalah sementara, hidup terus berjalan, pikiran yang tertuju pada masalah, akan membuat kita jatuh. Tetapi memikirkan masa depan, kita akan tegar."
Kalimat itu diunggah Herry IP setelah Olimpiade 2020 berakhir pada 2 Agustus lalu.
Indonesia punya dua unggulan teratas, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, tetapi tak ada medali yang bisa dibawa pulang.
Baca Juga:
Media China Akui Kehebatan Tim Piala Thomas Indonesia
Tekanan bagi nomor ganda putra makin besar setelah di ajang Piala Sudirman, penampilan Kevin/Marcus anti klimaks dan kalah pada duel lawan Malaysia.
Kekecewaan di Olimpiade plus Piala Sudirman adalah luka-luka yang dibawa Herry IP menuju Thomas Cup 2020.
Di atas kertas, nomor ganda putra Indonesia adalah tulang punggung utama untuk mewujudkan gelar juara.
Posisi ranking pemain ganda yang lebih tinggi dibanding pemain-pemain tunggal Indonesia menjadikan nomor ganda Indonesia selalu turun dengan kewajiban meraih dua poin di tangan.
Target dua poin di tiap pertandingan itu yang kemudian juga kembali ditanamkan Herry IP pada pasukan ganda putra di Aarhus, Denmark.
Herry IP juga menyatakan bahwa rombak pasangan adalah satu opsi yang bisa ia lakukan.
Lalu yang terjadi kemudian, sepekan Thomas Cup berlangsung adalah pertunjukan Herry IP terkait racikan dan penentuan pasangan.
Saat pertandingan pertama melawan Aljazair, Herry IP memutuskan menurunkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Dua ganda yang dipercaya turun berhasil mengemban tugasnya dengan baik.
Masuk ke partai kedua, ujian mulai sulit bagi ganda putra Indonesia.
Herry IP memutuskan memainkan Kevin/Marcus dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Meski melalui banyak kesulitan, Kevin/Marcus bisa menyumbang poin.
Sementara itu, Fajar/Rian menunjukkan penampilan mengesankan untuk menyelamatkan Indonesia dan membawa laga ke partai kelima.
Usai menang lawan Thailand, Indonesia justru masih ada dalam posisi sulit karena bisa tersingkir andai kalah telak dari Taiwan.
Taiwan punya Lee Yang/Wang Chi-Lin yang merupakan juara Olimpiade.
Pada situasi ini, Herry IP dengan berani memutuskan mendorong Fajar/Rian jadi ganda pertama.
Konsekuensinya, di posisi ganda kedua diisi oleh ganda dadakan Mohammad Ahsan/Daniel Marthin.
Dari segi hasil, duel lawan Taiwan ini terbilang mengecewakan karena dua ganda putra Indonesia kehilangan poin.
Namun, dari segi permainan, Fajar/Rian terbukti bisa mengimbangi Lee/Wang.
Ahsan/Daniel yang tampil sebagai ganda kedua juga punya kesempatan menjadi penentu kemenangan sebelum akhirnya kalah 21-23 di gim ketiga.
Indonesia sendiri akhirnya menang 3-2 dari Taiwan dan lolos dengan status juara grup lewat kemenangan Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito di nomor tunggal.
Pada babak perempat final, Indonesia berjumpa Malaysia, lawan yang membuat Indonesia tersingkir di Piala Sudirman.
Herry IP dengan jeli memutuskan menurunkan Kevin/Marcus yang belum meyakinkan dan Fajar/Rian.
Namun, dalam duel lawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik, terlihat bahwa gaya main Kevin/Marcus mulai kembali seperti sebelumnya.
Kepercayaan diri mereka yang sempat tak terlihat bisa kembali nampak di lapangan.
Kevin/Marcus menaklukkan Aaron/Soh dengan skor 21-17, 16-21, 21-15.
Kemenangan Kevin/Marcus melengkapi kemenangan Ginting dan Jonatan sehingga membuat Indonesia menang 3-0.
Masuk ke babak semifinal, Herry IP mendapat tekanan berat karena harus menyiapkan formula ampuh dalam duel lawan Denmark.
Mengingat Denmark punya tiga tunggal yang tangguh, dua nomor ganda wajib dimenangkan Indonesia selain berharap mencuri satu poin di nomor tunggal.
Kevin/Marcus lagi-lagi dipercaya turun dalam duel lawan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Kelincahan Kevin/Marcus kembali dan komunikasi di antara mereka di lapangan terlihat hidup kembali.
Kevin/Marcus berhasil mengambil poin dan membuat Indonesia menyamakan kedudukan jadi 1-1.
Saat Jonatan sukses mencuri poin dari nomor tunggal kedua, Fajar/Rian lalu tampil meyakinkan sebagai penentu kemenangan.
Masuk ke laga final, tekanan bagi ganda Indonesia sejatinya tidak sekuat di semifinal.
Namun China tetaplah mutlak diwaspadai lantaran mereka juga terbukti bisa melangkah ke partai puncak dengan skuad yang terbilang baru.
Dalam diskusi sebelum pertandingan, Herry IP mengetahui Marcus kelelahan dan tak bisa bertanding dengan kondisi 100 persen.
Fajar/Rian menyatakan siap untuk didorong sebagai ganda pertama.
Untuk ganda kedua, Kevin dan Daniel yang akan dipasangkan.
Fajar/Rian lagi-lagi berhasil menyumbang angka dan turut memberikan tekanan tambahan pada China yang tertinggal 0-2.
Kevin/Daniel akhirnya tak turun bermain karena Indonesia sudah lebih dulu mengamankan angka ketiga lewat Jonatan.
Dari perjalanan Indonesia di Thomas Cup, bukan hanya trofi Thomas Cup yang patut dirayakan.
Herry IP juga menampilkan kesaktian lewat keberhasilan Kevin/Marcus menunjukkan sinyal kebangkitan dan Fajar/Rian yang tampil meyakinkan. [dhn]