WahanaNews.co | Sejumlah tim nasional pernah menggunakan seluruh pemain yang berasal dari satu klub.
Selain karena belum berkembangnya sepakbola, kehadiran tim dari satu klub itu juga dianggap menguntungkan, karena pemain dinilai sudah kompak.
Baca Juga:
Piala Dunia 2022: Jepang, Wakil Asia Rasa Eropa
Skotlandia pernah melakukannya saat melakoni pertandingan internasional pertama sepanjang sejarah melawan Inggris pada 30 November 1872.
The Tartan Army diperkuat pemain klub terdepan Skotlandia saat itu, yakni Queen’s Park.
Dengan menurunkan mereka, pelatih berharap pemain sudah kompak karena biasa tampil bersama setiap pekan.
Baca Juga:
Kronika Piala Dunia: “Bazooka” Modric Bikin Malu Messi Cs di Rusia
Hasilnya pun cukup baik.
Skotlandia sukses memaksa Inggris bermain imbang tanpa gol.
Namun, Bonner SC mengambil langkah 180 derajat.
Mereka justru meminjam 15 pemain dari Timnas Kuba.
Klub yang berbasis di mantan Ibu Kota Jerman, Bonn, itu melakukannya pada 1999, saat mengarungi Divisi IV.
Manuver spektakuler ini terjadi karena visi pemilik klub, Hans-Robert Viol.
Dia sampai meminta izin dari pemimpin legendaris Kuba, Fidel Castro, untuk memenuhi ambisinya.
Castro memberi lampu hijau, dengan syarat.
Pemain harus tetap berstatus amatir, dan hanya boleh menerima uang saku.
Ke-15 pemain tersebut pun menciptakan sejarah.
Mereka jadi pesepakbola Kuba pertama yang mengadu nasib di luar negeri pada era kepemimpinan Castro.
Meski begitu, hanya empat nama yang diperkirakan bisa menembus tim utama Bonner SC.
Inilah kisah mereka:
Hanya Ingin 3-4 Pemain
Semua berawal dari hasrat Viol.
Dia menyaksikan rekaman laga internasional Kuba melawan Brasil.
Kuba kalah 0-2 dari sang raksasa dunia tersebut.
Dia lalu mencoba merekrut 3-4 pemain terbaik Kuba.
Namun, Federasi Sepakbola Kuba tidak ingin kekompakan tim rusak karena kepergian segelintir saja.
Viol akhirnya sepakat memboyong seluruh tim.
Castro pun memberi izin.
Dia turut mengirim dua pelatih, penerjemah, koki, dan fisioterapis.
Rombongan tersebut bakal menginap selama 18 bulan di bekas panti asuhan di pinggir hutan, jauh dari sarana transportasi umum.
Selama di sana, pemain Kuba akan mengirim bola, sepatu, dan seragam ke kampung halaman.
Perlengkapan tersebut sangat berguna bagi Kuba yang minim peralatan.
Bonner SC juga berjanji mengatur laga persahabatan internasional melawan Liechtenstein dan Luksemburg.
Ambisi Tampil di Piala Dunia
Dengan langkah ini, Kuba juga punya motif terselubung.
Mereka iri dengan keberhasilan tetangganya, Jamaika, yang lolos ke Piala Dunia 1998.
Kuba berambisi kembali tampil di panggung terbesar di muka bumi ini.
Mereka sebelumnya hanya sekali berpartisipasi di Piala Dunia, tepatnya tahun 1938.
Kala itu, Kuba mampu melewati Rumania di babak bertama, sebelum kemudian dikalahkan Swedia pada perempat-final.
Sayang, visi tidak tercapai.
Kehadiran kontingen Kuba tidak membantu Bonner SC menghindari degradasi ke Divisi V.
Kuba pun gagal lolos ke Piala Dunia 2022 di Korea Selatan-Jepang.
Hingga kini, mereka masih berusaha mengakhiri paceklik panjang sejak pertama kali ikut pada Piala Dunia 1938. [gun]