WahanaNews.co | Piala Dunia 2014 di Brasil menjadi turnamen Piala Dunia ketiga yang pernah diikuti oleh Timnas Yunani.
Georgios Samaras dan kolega lolos ke Brasil usai melewati hadangan Rumania di babak playoff.
Baca Juga:
Aksi Brutal Uruguay di Piala Dunia 2022 Sebabkan 4 Bintangnya Dihukum FIFA
Tim berjuluk Ethniki ini kemudian tergabung di Grup C bersama Kolombia, Jepang, dan Pantai Gading.
Pada partai perdana melawan Kolombia, Yunani harus rela menelan hasil pahit usai digasak oleh James Rodriguez dan kolega dengan skor 0-3.
Kemudian, di matchday kedua, Yunani ditahan imbang oleh Jepang dengan skor 0-0, sehingga peluang mereka untuk lolos ke babak berikutnya ditentukan di pertandingan terakhir melawan Pantai Gading.
Baca Juga:
Kembali Buat Kontroversi, Wasit yang Disemprot Messi Ingin Pensiun
Lalu, Ethniki berhasil meraih kemenangan penting dengan skor 2-1 atas Les Éléphants, sekaligus mengunci posisi runner up Grup C.
Di babak 16 besar, tim asuhan Fernando Santos tersebut sudah ditunggu oleh Timnas Kosta Rika, yang di luar dugaan mampu menjadi juara Grup D dengan menyisihkan Italia maupun Inggris.
Kontroversi Penalti Samaras
Pendukung Pantai Gading di Estadio Governador, Fortaleza, sudah siap-siap bersorak menyambut kesuksesan timnya.
Pada laga pamungkas Grup C itu, Pantai Gading hanya membutuhkan hasil imbang untuk meraih tiket ke babak 16 besar.
Namun, petaka hadir di menit 90+3 saat Jose Holebas mengirimkan umpan tarik dari sisi kiri pertahanan Pantai Gading.
Georgios Samaras, yang dikawal Giovanni Sio di tengah kotak penalti, terjatuh saat hendak melakukan tendangan first time.
Wasit Carlos Vera pun memberi hadiah penalti untuk Yunani, yang sukses dieksekusi oleh Samaras menjadi gol.
Penalti tersebut sedikit berbau kontroversi, karena lewat rekaman video menunjukkan tak ada kontak yang terjadi antara Giovanni Sio dan Samaras di kotak penalti.
Kandas di Tangan Kosta Rika
Asa mengulang kejutan di ajang Piala Eropa 2004 harus terkubur, usai Yunani dikalahkan Kosta Rika lewat adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia 2014.
Di laga itu, Ethniki dan Kosta Rika mampu bermain imbang 1-1 di waktu normal maupun di babak perpanjangan waktu.
Kosta Rika unggul terlebih dahulu lewat tendangan luar kotak penalti dari Bryan Ruiz di menit ke-51.
Namun, beberapa detik menjelang usai, pada menit ke-90, Sokratis Papastathopoulos berhasil menyamakan kedudukan dari satu tendangan di area pertahanan Kosta Rika.
Skor menjadi 1-1.
Di babak extra time, kedua tim tidak menghasilkan peluang berarti, hingga terpaksa dilanjutkan babak tos-tosan.
Theofanis Gekas menjadi satu eksekutor yang gagal menceploskan bola ke gawang Keylor Navas, sementara semua penendang Kosta Rika mampu menjalankan tugas dengan baik.
Tangan Dingin Fernando Santos
Otto Rehhagel resmi dipecat usai gagal menorehkan prestasi di Piala Dunia 2010 dan digantikan oleh Fernando Santos.
Di tangan pelatih asal Portugal itu, Yunani berhasil bangkit dari keterpurukan dengan memastikan diri lolos ke babak penyisihan Piala Dunia 2014.
Kehadiran Santos di Yunani sempat memberikan angin segar.
Di bawah asuhan Santos, Ethniki sempat mencetak rekor 17 pertandingan tak terkalahkan dan mencapai peringkat FIFA tertinggi mereka (peringkat 8).
Membangun Pusat Pelatihan
Meski sanggup melaju hingga babak 16 besar, para pemain Timnas Yunani memilih tidak menerima uang bonus.
Ya, bonus armada asuhan Fernando Santos ini disumbangkan untuk membangun pusat pelatihan.
Sekretaris Jenderal Olahraga Yunani, Yiannis Andrianos, mengatakan, para pemain menulis surat kepada Perdana Menteri Antonis Samaras, meminta bonus mereka digunakan untuk membiayai pembangunan pusat pelatihan baru.
Dan, permintaan itu pun langsung mendapat respon.
Sejak krisis ekonomi yang melanda di Yunani pada 2009, anggaran untuk olahraga menurun drastis.
Oleh sebab itu, sebagai bentuk solidaritas, para pemain lebih memilih untuk menghibahkan bonus uang mereka untuk proyek pengembangan olahraga Yunani. [gun]