WahanaNews.co | Banyak kisah menarik yang lahir dari helatan Piala Dunia sejak pertama kali digelar pada 1930 silam.
Berbagai rekor silih berganti dipecahkan.
Baca Juga:
Aksi Brutal Uruguay di Piala Dunia 2022 Sebabkan 4 Bintangnya Dihukum FIFA
Namun, ada satu rekor yang hingga kini sulit dipecahkan, bahkan sulit untuk disamai.
Rekor tersebut yaitu manusia yang tampil di tiga final secara beruntun dan memenangkan dua di antaranya.
Rekor tersebut milik legenda Timnas Brasil, Cafu.
Baca Juga:
Kembali Buat Kontroversi, Wasit yang Disemprot Messi Ingin Pensiun
Pemilik nama lengkap Marcos Evangelista de Morais ini melakukannya setelah bermain di laga puncak Piala Dunia 1994, 1998, dan 2002.
Sebelum Cafu, sejumlah pemain pernah tampil di dua final Piala Dunia.
Banyak dari mereka --terutama dari tim Italia tahun 1930-an dan tim-tim hebat Brasil pascaperang-- telah mengangkat trofi dua kali.
Dan kemudian, tentu saja, ada Pele, yang memenangkan Piala Dunia edisi 1958 dan 1962.
Tapi, Cafu berhasil melampaui pemain legendaris Brasil itu.
Cafu mengawalinya ketika turun ke lapangan untuk final Piala Dunia pertamanya pada 17 Juli 1994.
Pemain berposisi sebagai bek sayap itu masuk skuad Brasil di Piala Dunia AS setelah membantu Sao Paulo meraih Copa Libertadores dan Piala Interkontinental berturut-turut.
Cafu juga dinobatkan sebagai sebagai Pemain Terbaik Amerika Selatan 1994.
Namun, Cafu tidak dipilih sebagai starter melawan Italia pada partai final di Rose Bowl.
Nasib baik menaungi Cafu ketika Jorginho cedera pada menit ke-21.
Dia tampil sebagai pemain pengganti yang meyakinkan.
Selain membantu Brasil menjaga clean sheet, dia berkontribusi membawa negaranya mengalahkan Italia 3-2 melalui adu penalti.
“Adu penalti tidak menarik bagi kami. Hanya ada harapan bahwa semuanya akan berakhir dengan cepat, sehingga Anda akan tahu apakah Anda seorang juara atau tidak," kata Cafu, dilansir FIFA.
"Dan ada lebih banyak tekanan pada lima orang pertama daripada pada kami yang menonton dari samping," jelasnya.
Bagi Cafu, momen terindahnya di Piala Dunia adalah saat mengangkat trofi Piala Dunia 2002.
Kebetulan, saat itu ia adalah kapten Tim Samba.
“Ketika wasit meniup peluit akhir, saya sangat gembira. Ada perasaan pencapaian dan mimpi yang menjadi kenyataan. Yang bisa Anda lakukan hanyalah memukul dada dan berkata 'Saya adalah juara dunia!',” jelasnya.
Usai juara, Cafu terus bermain.
Ia bahkan masih menjadi kapten tim di Piala Dunia 2006.
Namun, langkah Brasil di Jerman itu terhenti di perempat-final.
Dia kecewa, tapi tak menyimpan banyak penyesalan.
Biar bagaimana, Cafu jadi satu-satunya pemain yang bisa tampil di tiga laga final Piala Dunia berturut-turut.
“Bermain di empat Piala Dunia memang sangat luar biasa bagi seseorang yang hanya bermimpi menjadi pesepakbola. Tapi, mencapai tiga final Piala Dunia berturut-turut adalah hal yang tidak biasa," kata Cafu, seperti dilansir Qatar2022.
"Dan saya sangat bangga menjadi satu-satunya pemain yang berhasil mencapainya. lakukan itu,' ujar pria 52 tahun tersebut. [gun]