WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sudirman Cup Finals atau yang dikenal juga sebagai Sudirman Cup merupakan turnamen beregu campuran bulu tangkis paling bergengsi di tingkat dunia.
Ajang ini mempertemukan negara-negara anggota BWF dari berbagai benua dalam kompetisi dua tahunan memperebutkan trofi bergilir.
Baca Juga:
Wasit PSSI Madina Lakukan Rutinitas Penyegaran Triwulan Demi Suksesnya Turnamen.
Pada tahun 2025, turnamen ini akan digelar di Xiamen, China, mulai 27 April hingga 4 Mei.
Bagi para pencinta bulu tangkis, Sudirman Cup menyimpan banyak fakta menarik yang patut diketahui, mulai dari sejarah, format pertandingan, hingga negara-negara yang kerap mendominasi.
Kilas Balik Sejarah Sudirman Cup
Baca Juga:
Turnamen Sepak Bola PETA CUP I Roburan Lombang Madina: Tobang FC vs Repaga FC
Pertama kali digelar pada 1989 di Jakarta, Indonesia, Sudirman Cup menjadi agenda tetap setiap dua tahun.
Pada awalnya, turnamen ini dilangsungkan bersamaan dengan World Championships.
Namun, sejak 2003, keduanya dipisahkan oleh BWF demi fokus dan prestise masing-masing ajang.
Nama Sudirman Cup diambil dari Dick Sudirman, tokoh legendaris bulu tangkis Indonesia yang berperan besar dalam penyatuan federasi bulu tangkis dunia, dari IBF yang kini dikenal sebagai BWF.
Format Pertandingan
Format awal turnamen ini tidak menggunakan sistem kualifikasi dan hanya terdiri dari tujuh grup peserta.
Seiring waktu, partisipasi terus meningkat: menjadi delapan tim pada 2008, lalu 12 tim pada 2011.
Baru pada 2021, Sudirman Cup resmi mengadopsi format 16 tim, dengan sistem kualifikasi berdasarkan juara kejuaraan kontinental dan peringkat beregu campuran dunia.
Meski format penyisihan berubah, sistem pertandingan tetap mempertandingkan lima sektor utama: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Trofi Ikonik Sudirman Cup
Tak seperti turnamen lain yang menawarkan hadiah uang, Sudirman Cup lebih mengutamakan prestise. Negara pemenang berhak membawa pulang trofi bergilir, sementara atlet peserta memperoleh poin ranking BWF.
Trofi ini sendiri menyimpan banyak fakta unik. Dengan tinggi sekitar 80 cm, piala terbuat dari perak murni berlapis emas 22 karat.
Desainnya sangat khas Indonesia: berdiri di atas alas kayu jati segi delapan, berbentuk seperti kok, dilengkapi replika Candi Borobudur di bagian atas, dan pegangan berbentuk benang sari simbol benih bulu tangkis.
Lebih membanggakan lagi, Piala Sudirman dibuat oleh perusahaan asal Bandung, Masterix, dengan biaya pembuatan mencapai US$15.000, dan diperkenalkan kepada IBF pada Mei 1989.
Negara-Negara Jawara
Hingga edisi 2023, hanya tiga negara yang pernah menjuarai turnamen ini: China, Korea Selatan, dan Indonesia.
China menjadi juara terbanyak dengan 13 gelar (1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015, 2019, 2021, dan 2023). Mereka juga pernah dua kali menjadi runner-up dan tiga kali mencapai semifinal.
Korea Selatan mengoleksi 4 gelar (1991, 1993, 2003, dan 2017), 5 kali runner-up, serta 8 kali menembus semifinal.
Indonesia, yang menjadi tuan rumah edisi perdana, pernah menjadi juara satu kali pada tahun 1989, 6 kali runner-up, dan 7 kali semifinalis.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]