WahanaNews.co | Maverick Vinales, secara
tiba-tiba, memutuskan kontraknya dengan Yamaha.
Kabar
mengenai posisinya yang akan digantikan oleh Franco Morbidelli pun sudah
terdengar sejak Vinales mengumumkan keputusannya.
Baca Juga:
Mike Trimby Dinobatkan sebagai Legenda MotoGP di Hall of Fame Silverstone
Performa
Morbidelli di tim satelit Petronas Yamaha Sepang Racing Team (SRT) bisa
dikatakan luar biasa.
Sebab, dengan
motor versi 2019, dia tetap dapat tampil kompetitif.
Maka
itu, tak heran jika pebalap jebolan VR46
Riders Academy tersebut akan menggantikan Vinales untuk musim depan, dan
kembali menjadi rekan setim Fabio Quartararo.
Baca Juga:
Jorge Martin Dominasi Seri MotoGP Portugal 2024 dengan Kemenangan Telak
Lin
Jarvis, Yamaha Managing Director, mengatakan, Morbidelli akan mengambil langkah
tersebut.
Yamaha
tinggal membicarakan masalah detail kontrak.
"Kami
katakan padanya soal niat kami, dan dia membicarakannya dengan Petronas, yang menerima
keputusan dia untuk pergi," ujar Lin Jarvis, dikutip dari Speedweek.com, Rabu (11/9/2021).
Situasi
ini membuat Petronas Yamaha SRT harus mencari dua pebalap sekaligus.
Setelah
ditinggal Valentino Rossi yang memutuskan untuk pensiun akhir musim ini,
Petronas Yamaha SRT juga harus mencari pengganti Morbidelli.
Razlan
Razali, Team Principal Petronas Yamaha SRT, mengatakan, timnya lebih memilih
untuk mencari pebalap muda.
Sayangnya,
para pebalap muda yang kompetitif sudah diambil semua oleh tim lain.
Remy
Gardner dan Raul Fernandez masuk ke tim KTM Tech3.
Fabio
Di Gianantonio masuk tim Gresini Racing.
Masih
ada Marco Bezzecchi dari tim VR46 di Moto2, tapi kemungkinan besar juga akan
bergabung dengan Luca Marini.
Skandal
Vinales
Pertanyaannya sekarang, apa yang
membuat Maverick Vinales "bercerai" dengan Yamaha?
Diketahui, Yamaha baru saja membuat pengumuman
mengejutkan.
Maverick
Vinales ditarik alias tidak akan tampil pada MotoGP Austria.
Keputusan
ini sehubungan dengan insiden pada MotoGP Styria, di mana motor Vinales
terlihat bermasalah setelah mendadak mati sebelum start.
Vinales
pun diharuskan start dari pitlane saat itu.
Namun,
dia tak menyelesaikan balapan karena mengaku ada yang tak beres dengan YZR-M1
miliknya.
Dalam
keterangan resmi Monster Energy Yamaha MotoGP, disebutkan, absennya Vinales
karena pengoperasian motor yang tidak dapat dijelaskan oleh pebalap selama
balapan MotoGP Styria pekan lalu.
"Keputusan
Yamaha mengikuti analisis mendalam tentang telemetri dan data selama beberapa
hari terakhir. Kesimpulan Yamaha adalah bahwa tindakan pebalap dapat berpotensi
menyebabkan kerusakan signifikan pada mesin sepeda YZR-M1-nya yang dapat
menyebabkan risiko serius bagi pebalap itu sendiri dan mungkin menimbulkan
bahaya bagi semua pebalap lain di balapan MotoGP," tulis keterangan resmi
tersebut.
Disebutkan
juga, Yamaha tidak akan menggantikan Vinales dengan pebalap lain
untuk MotoGP Austria.
Selain
itu, keputusan mengenai keikutsertaan Vinales di seri-seri berikutnya juga akan
diambil setelah analisis situasi yang lebih rinci dan diskusi lebih lanjut
antara Yamaha dan Vinales.
Sebelumnya,
Vinales mengaku lap-lap awal terasa fantastis saat balapan di Sirkuit Red Bull
Ring.
Ketika
kembali ke paddock, mekaniknya
mengganti ban dan kopling.
"Motor
menjadi tidak bisa dikenali. Saya mengendurkan kopling saat warm up lap, lalu motor menjadi mati.
Beberapa hal di luar kendali saya," ujar Vinales, dikutip dari Speedweek.com, Selasa (10/8/2021).
Vinales
menambahkan, lampu di dasbor terus menyala dan membuatnya harus kembali ke
paddock.
Vinales
mengaku tidak tahu apa yang terjadi dan sempat berpikir kehilangan oli, tapi
ternyata tidak.
Dia pun
menyudahi balapannya lebih awal.
Tudingan
Sabotase
Faktanya, Yamaha kini sudah mencoret
Maverick Vinales dari MotoGP
Austria.
Berdasarkan
keterangan resmi yang dikeluarkan, Vinales dengan sengaja memperlakukan motor
dengan cara yang tidak lazim.
Keterangan
tersebut membuat banyak pihak berspekulasi mengenai apa yang Vinales lakukan
saat balapan MotoGP Styria di Sirkuit Red Bull Ring pada akhir pekan lalu.
Dikutip
dari The-race.com, Kamis (12/8/2021),
menurut beberapa saksi mata, termasuk fotografer, pebalap MotoGP lainnya, dan
anggota tim di pitlane, Vinales
diketahui mengegas motornya secara agresif saat balapan akan berakhir.
Termasuk
di pitlane saat Vinales memutuskan
untuk menyudahi balapan ketika masih tersisa satu lap lagi.
Menurut
data, mulai dari lap kedua hingga lap ke-24, top speed Vinales tembus 312,1 km/jam.
Tapi,
pada lap ke-25 mulai menurun, yakni 274,1 km/jam.
Lalu,
lap ke-26 dan lap ke-27 menjadi 287,2 km/jam.
Vinales
juga diduga bertahan menggunakan gigi lima saat trek lurus, di mana seharusnya
menggunakan gigi enam.
Mengegas
motor hingga menyentuh limiter
berkali-kali bisa diketahui dari suaranya.
Hal ini
sesuai dengan pernyataan Yamaha yang menyebutkan "berpotensi menyebabkan
kerusakan signifikan pada mesin."
Jika
mesin sampai jebol, sesuai dengan pernyataan Monster Energy Yamaha MotoGP yang
menyebutkan dapat "menyebabkan risiko serius pada pebalap itu sendiri dan
kemungkinan membahayakan pebalap lainnya", jika sampai ada ceceran oli di
trek.
Hingga
kini, dari pihak Vinales belum memberikan keterangan apa pun terkait pernyataan
resmi yang dikeluarkan oleh Yamaha. [dhn]