WahanaNews.co | Pelatih timnas Curacao Remko Bicentini mengungkapkan pernyataan yang berbeda pada media Belanda usai dua kali dilibas Timnas Indonesia pada FIFA Matchday, 24 dan 27 September lalu.
Curacao tim peringkat 84 dunia kalah 2-3 dan 1-2 dari Indonesia di FIFA Matchday. Hasil itu membuat posisi Curacao di ranking FIFA dipastikan menurun, dengan Timnas Indonesia diprediksi naik ke posisi 152 dunia.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Dalam sebuah wawancara dengan media Belanda, Voetbal Zone, Bicentini mengaku tidak terkejut dengan dua kekalahan beruntun dari Indonesia yang punya ranking FIFA jauh di bawah Curacao.
Selain karena tidak bisa memanggil banyak pemain kunci seperti Eloy Room, Vurnon Anita, Jurien Gaari, Elson Hooi, Brandley Kuwas, Jeremy de Nooijer, Jarchinio Antonia, dan Darryl Lachman, Bicentini juga menggunakan cara baru dalam melatih Curacao saat menghadapi Indonesia dengan mengandalkan pemain-pemain muda.
"Tidak terkejut, kami sekarang bekerja dengan proses baru dan itu semua butuh waktu. Saya tahu proses ini dari periode awal 2016 saat pertama menjadi melatih Curacao, di mana kami harus membangun tim bagus, dan meraih hasil bagus bertahun-tahun, dan ini lagi-lagi menjadi target saya menuju Piala Dunia 2026," ucap Bicentini.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
"Sebuah tim ingin menang dan kami selalu ingin menang, itu yang selalu kami incar, termasuk dua pertandingan melawan Indonesia ini," sambung Bicentini.
Pernyataan itu berbanding terbalik dengan komentar Bicentini saat berada di Indonesia. Ketika itu Bicentini mengaku terkejut bisa kalah dari Indonesia dan menjadikan jet lag serta minim persiapan menjadi alasan kekalahan di pertemuan pertama.
""Tentu [kami terkejut], kami ingin menang, kami ingin meraih hasil bagus, jadi kami sedikit kecewa. Kami percaya bisa menunjukkan level permainan terbaik kami di pertandingan berikutnya. Kami harus menjalani perjalanan panjang dari Curacao ke Indonesia, jadi kami tidak punya banyak sesi latihan," ujar Bicentini kala itu.
Dalam wawancara dengan Voetbal Zone, Bicentini juga mengeluhkan permainan Timnas Indonesia yang dianggap banyak mengulur waktu.
"Pertandingan sangat sulit. Permainan sering berhenti karena pemain-pemain Indonesia tergeletak di lapangan, dan sejumlah keputusan wasit yang bisa dipertanyakan di stadion penuh penonton," ucap Bicentini. [qnt]