WahanaNews.co | Kontingen Jawa Barat memastikan diri jadi juara umum dalam Pekan Olahraga Nasional XX Papua, dengan total raihan 353 medali. Jabar berhasil mempertahankan prestasi yang diraih saat menjadi tuan rumah PON XIX 2016.
Berdasarkan data dari situs resmi PON, Kamis (14/10) pukul 23.28 WIB, atlet dari Provinsi Jawa Barat meraih 133 emas, 105 perak dan 115 perunggu. Posisi kedua ditempati Provinsi DKI Jakarta dengan 110 medali emas, 91 perak dan 100 perunggu.
Baca Juga:
Tutup Peparnas XVI Papua, Jokowi: Bukan Hanya Torang Bisa, Tapi Torang Hebat!
Jawa Timur menempel di posisi ketiga dengan raihan medali 110 emas, 89 perak dan 88 perunggu. Tuan rumah Papua berada di posisi keempat dengan raihan 93 medali emas, 66 perak dan 102 perunggu.
Beragam momen menarik hingga ukiran rekor mengiringi catatan prestasi Jabar pada PON XX Papua.
Renang menjadi cabang olahraga terakhir penyumbang medali bagi kontingen Jabar saat pertandingan dilangsungkan di Kolam Renang Aquatik, Kampung Harapan, Stadion Lukas Enembe.
Baca Juga:
Jawa Barat Berambisi Kawinkan Juara PON dan Peparnas 2021
Aflah Fadlan Prawira berhasil menjadi yang tercepat dan berhak atas medali emas di nomor 1.500 meter gaya bebas putra. Sementara Muhammad Fachri meraih perak di nomor 50 meter gaya dada putra.
Kuartet Aflah Fadlan Prawira-Gerdi Zulfitranto-Triadi Fauzi Sidiq-Erick Ahmad Fathoni meraih perak di nomor 400 meter gaya ganti putra. Raina Saumi Grahana meraih perunggu di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri.
Para atlet dan ofisial tampak sangat bergembira karena selain sumbangan medali dari cabor renang pada pertandingan terakhir. Kontingen Jabar berhasil mempertahankan gelar juara umum PON.
Pada penyelenggaraan PON tahun ini, kontingen Jawa Barat berhasil menjadi juara umum di sembilan cabor. Capaian itu melebihi target yang ditetapkan, yakni juara umum di dua cabor (dayung dan tae kwon do).
Sementara itu tim Polo Air Putra Jabar meraih medali emas untuk kali pertama dalam 50 tahun terakhir. Kemudian, lima pelari Jabar, misalnya, berhasil memecahkan tiga rekor sekaligus untuk level PON dan Asia.
Rekor pertama dicatat oleh Halomoan Edwin Binsar Simanjuntak pada nomor lari gawang 400 meter. Peraih medali perak Sea Games itu mencatatkan waktu tercepat 51.33 detik.
Tyas Murtingsih juga mampu memecahkan rekor nasional pada nomor lari putri 100 meter yang selama 20 tahun dipegang oleh Irene Truitje dengan catatan waktu 11.74 detik. Sedangkan dalam PON XX Papua 2021, Tyas mencatatkan waktu 11.67 detik.
Ia juga memecahkan rekor PON nomor 4x100 estafet putri milik DKI Jakarta dengan waktu 45.93 detik di PON XVII Kalimantan Timur 2008. Bersama Raden Roselin Fika, Erna Nuryanti, dan Ulfa Silpiana, Tyas mencatatkan waktu 45,67 detik.
Atlet cabor angkat berat Susi Susanti yang turun di kelas 52 kg melampaui rekor Asia dan Rakornas untuk jenis angkatan deadlif yang sebelumnya dipegang oleh Chou Yu Ji dari Cina TPE. Total angkatan Susi untuk jenis angkatan deadlif mencapai 197,5 kg.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan gelar juara umum yang didapatkan merupakan perjuangan dan kerja keras dari atlet, pelatih, tim, termasuk para keluarga.
'Ini penantian 70 tahun di mana Jabar kembali juara umum berturut-turut sejak 1951-1953. Ini hasil dari keringat, tangis dan darah, buah dari kerja keras, ketekunan dan kedisplinan serta kerja sama seluruh stakeholder olahraga di Jawa Barat," kata dia, Kamis (14/10) malam.
"Jika motto olimpiade itu adalah tercepat, tertinggi dan terkuat. Bagi saya PON lebih dari itu, PON tentang ruang persaudaraan dan persatuan. Ini bukan sekedar prestasi medali, namun bukti cinta para atlet kepada Jawa Barat," ia melanjutkan.
PON Papua rencananya ditutup oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Jumat (15/10). [qnt]