WahanaNews.co | Sekjen MPN Pemuda Pancasila Arif Rahman mengapresiasi keberhasilan gelaran PON XX di Papua sebagai prestasi Menpora Zainudin Amali.
Arif menilai PON XX Papua bukan sekedar prestasi olah raga, tetapi juga capaian kinerja Presiden Joko Widodo secara utuh dan jadi bukti bahwa negara hadir di Indonesia timur.
Baca Juga:
Pemuda Pancasila Sumut Siap Antar Bobby Nasution ke Kursi Gubernur
Arif pun mengapresiasi kesuksesan gelaran olahraga nasional di Papua di tengah isu soal keamanan dan separatisme. Menpora berhasil membuktikan kredo, olahraga itu mempersatukan.
"Pilihan penyelenggaraan PON di Papua sungguh langkah tepat. Apalagi selama ini Papua dan Indonesia timur termasuk penyumbang atlet kaliber internasional. Tetapi, sejak Indonesia berdiri belum pernah ada PON di Papua. Bahkan untuk Indonesia timur pun ini kali kedua,” ujar Arif di Jakarta, belum lama ini.
"Adanya pandangan negatif terhadap kinerja Menpora, akibat mereka tidak objektif dalam menilai kinerja Zainudin Amali. Saya minta pihak yang rajin nyinyir terhadap kinerja Menpora agar berpikir objektif dan melihat capaian yang dilakukan oleh Menpora," tambah Arif.
Baca Juga:
Rakerwil Pemuda Pancasila Kalsel Tegaskan Dukungan Penuh untuk Muhidin dan Hasnur
Dia menambahkan, kesiapan venue dan pergelaran yang tertib menunjukkan koordinasi yang optimal dari Menpora. Sehingga kegiatan yang digadang-gadang memiliki selebrasi pembukaan setara Asian Games, ini berjalan lancar.
"Dan ini menjadi semacam etalase bagi dunia luar tentang pembangunan di Papua," ucap Arif.
Hanya berselang hari katanya, dunia olahraga Indonesia kembali memberikan berita bahagia. Tim Thomas Indonesia berhasil membawa pulang piala Thomas yang telah berkelana 19 tahun.
"Terakhir Tim Bulutangkis pria Indonesia mendapat piala bergengsi ini tahun 2002. Berkat pembinaan yang baik dan terukur, kini piala prestisius itu kembali ke pangkuan ibu pertiwi," ungkap Arif.
Meskipun ada insiden Merah Putih tidak boleh dikibarkan saat penganugerahan piala Thomas 2021. Hal ini akibat dari lambatnya Lembaga Anti Doping Indonesia (LIDA) merespon surat teguran dari World Anti Dopping Agency (WADA).
Oleh WADA, Indonesia dianggap belum patuh terhadap prosedur penanganan doping di tanah air. Salah satu sebabnya terkait pengambilan sampel atlet.
Arif menilai, Zainudin harus bergerak cepat untuk memilah dan memilih isu terkait doping ini. Secara teknis, lanjut Arif, Menpora tak bisa bergerak langsung karena status WADA adalah lembaga independen.
“Pembentukan Tim Khusus Doping yang dibuat oleh Menpora untuk bisa segara mengakomodasi teguran WADA merupakan langkah taktis,” tegasnya.
Tim yang diketuai ketua KOI Raja Okto ini bertugas untuk segera menjawab surat sanksi dari WADA dan mengusahakan agar sanksi untuk Indonesia bisa dicabut.
Menpora pun mendapat banyak kritik akibat insiden ini. Padahal, kata Arif, posisi Zainudin sebagai wakil pemerintah membuatnya tidak bisa melakukan intervensi kepada WADA.
Tetapi, Arif memaklumi banyak pihak yang menggunakan isu ini sebagai amunisi untuk menjatuhkan pamor Zainudin. Padahal, faktanya, kini tim bentukan Menpora tengah menangani masalah tersebut.
Arif pun mengingatkan Menpora agar tetap tenang dan fokus dalam menghadapi kritik. "Sebab, setiap jabatan ada ujiannya masing-masing," katanya.
Arif menilai, respon Menpora terhadap sanksi dari WADA ini merupakan langkah taktis yang wajib didukung seluruh komponen bangsa.
"Apalagi gelaran internasional Superbike di Mandalika sudah di depan mata. Maka sebaiknya sanksi WADA sudah bisa dicabut sebelum kegiatan tersebut," pungkasnya. [dhn]