WahanaNews.co | Keributan terjadi pada perebutan medali perunggu cabang gulat nomor gaya bebas putra 74 kg PON Papua yang mempertemukan Henri Padli dari Papua dengan Randy Aditya dari Kalimantan Selatan, Senin (11/10/2021).
Menyikapi itu, Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) mengaku meminta maaf atas hal memalukan yang terjadi di GOR Hiad Saik, Distrik Merauke ini.
Baca Juga:
PLN Siapkan Skema Berlapis untuk Listrik Tanpa Padam di MotoGP Mandalika
Ketua Harian PB PON, Yunus Wonda, mengatakan sampai saat ini belum mendapatkan laporan resmi dari panitia pelaksana pertandingan terkait kronologi kejadian. Meski begitu ia memastikan saat ini situasi sudah membaik dan pertandingan tetap dilanjutkan.
"Untuk kronologi kejadian saya belum mendapatkan laporan, tapi situasinya sudah baik dan secara keseluruhan semua berjalan dengan baik," kata Yunus Wonda kepada wartawan, Selasa (12/10).
Yunus atas nama PB PON menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas apa yang terjadi selama perhelatan PON di Papua. Yunus berharap apa yang terjadi tidak mengurangi rasa nyaman dan aman selama berlangsungnya PON di Bumi Cendrawasih.
Baca Juga:
Tim Medis PON XX Papua Belum Terima Honor, DPR Papua Minta Audit
Terlebih PB PON disebut Yunus Wonda tidak berencana menambah personel keamanan di venue-venue yang dianggap rawan terjadi keributan. Yunus berharap panitia pelaksana dan volunteer yang bertugas tidak boleh terpancing situasi apapun.
"Saya atas nama ketua harian dan PB PON menyampaikan permohonan maaf kepada semua atlet, ofisial dan terutama yang merasa terganggu seperti di gulat dan tinju. Kepada kontingen saya menyampaikan permohonan maaf. Hal ini terjadi di luar kontrol kami. Tapi sekali lagi saya minta maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan," ujar Yunus.
"Sebagai tuan rumah, masyarakat Papua termasuk panpel, atlet dan ofisial kami harus tetap melayani para tamu yang datang dengan memberikan rasa aman dan nyaman," ucap Yunus.
Keributan terjadi pada perebutan medali perunggu cabang gulat nomor gaya bebas putra 74 kg PON Papua yang mempertemukan Henri Padli dari Papua dengan Randy Aditya dari Kalimantan Selatan di GOR Hiad Saik, Distrik Merauke, Senin (11/10).
Kericuhan yang terjadi sekitar pukul 18.15 WIT itu diklaim karena protes dari pelatih Papua saat pertarungan masih berlangsung.
Kubu tuan rumah menganggap terjadi kesalahan dalam penilaian dari dewan juri. Ketika itu skor imbang 2-2 dan waktu tersisa 3 detik.
Protes itu direspons wasit dan juri yang kemudian melakukan koordinasi serta pengecekan.
Hanya saja hasil pengecekan itu tidak memuaskan tim Papua, pasalnya juri memberikan tambahan skor 1 bagi Randy Aditya setelah melihat tayangan ulang.
Hasil pengecekan yang dianggap menguntungkan kubu Kalsel itu mendapat respons negatif. Suporter Papua diklaim masuk ke arena pertarungan dan mengejar dewan juri serta merusak televisi. [rin]