WahanaNews.co |Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan atau Iwan Bule akan diperiksa Polda Jatim pada Kamis (3/11).
Pemeriksaan yang dilakukan di Mapolda Jatim itu terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober silam.
Baca Juga:
Rokornas Partai Gerindra, Titiek Suharto dan Iwan Bule Jadi Wakil Ketua Dewan Pembina
Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Pol Nurul Azizah mengatakan pemeriksaan itu dilakukan bersamaan dengan ahli dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Polda Jatim juga akan melakukan pemeriksaan beberapa ahli hukum pidana terkait insiden maut itu pada Rabu (2/11).
"Kamis 3 November riksa tambahan saksi Ketum PSSI, kedua riksa ahli dari Kemenpora RI, lakukan riksa ahli dari Kumham RI," ujar Nurul di Mabes Polri, Selasa (1/11).
Baca Juga:
Di Kongres Biasa, Iwan Bule Umumkan Tak Maju Lagi Jadi Calon Ketua Umum PSSI
Usai pemeriksaan itu, Polri berencana melakukan ekshumasi dua korban Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (5/11) di Malang, Jawa Timur.
"Giat ekshumasi tersebut dihadiri LPSK, Komnas HAM RI, kemudian TGIPF, Aspidum Kejati Jatim, Kompolnas," paparnya.
Sebelumnya, Iwan Bule tidak hadir dalam pemeriksaan terkait Tragedi Kanjuruhan di Mapolda Jawa Timur, Kamis (27/10).
Dia rencananya akan diperiksa sebagai saksi untuk kali kedua. Namun yang bersangkutan meminta pemeriksaan ditunda.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes PolDirmanto mengatakan Iwan Bule meminta penundaan pemeriksaan karena harus mengikuti acara FIFA dan PSSI yang tak bisa ditinggal.
Tragedi Kanjuruhan terjadi usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC Vs Persebaya pada 1 Oktober 2022.
Ratusan supporter harus meregang nyawa imbas tembakan gas air mata bertubi-tubi dari aparat. Mereka sesak nafas dan berdesak-desakan keluar stadion.
Tragedi itu tidak sekadar menjadi perhatian di dalam negeri, tapi sudah menjadi sorotan di mata dunia. Tragedi ini tergolong 'dua besar bencana sepak bola' dunia, setelah bencana kemanusiaan serupa terjadi di Lima, Peru pada 1964 silam yang menewaskan lebih dari 300 orang. [tum]