WahanaNews.co | Graham Potter menjadi sosok teratas untuk menggantikan Thomas Tuchel di Chelsea.
Manajer Brighton & Hove Albion itu diminta berhati-hati mengambil keputusan.
Baca Juga:
Chelsea Resmi Putuskan Kontrak Ross Barkley
Chelsea memecat Tuchel setelah tujuh pertandingan di musim 2022/2023.
Kekalahan dari Dinamo Zagreb pada matchday pertama Liga Champions cukup untuk membuat klub mengambil keputusan.
Itu adalah kekalahan ketiga Chelsea dari tujuh laga sejauh ini.
Baca Juga:
Mendy Blunder, Chelsea Dibantai Leeds 3-0
Kini klub tengah mendekati Graham Potter dan telah mendapatkan izin untuk melakukan negosiasi kontrak oleh Brighton.
Melihat pendekatan Chelsea rezim Todd Boehly yang terasa seperti era Roman Abramovich, Potter diwanti-wanti untuk tak gampang percaya.
Fakta bahwa Tuchel dipecat hanya setelah laga ketujuh sedikit banyak mengungkap bagaimana Boehly ingin menjalankan klubnya.
"Kecuali dia langsung mendapatkan hasil-hasil, mereka akan merekrut manajer baru dalam 12 bulan ke depan. Mungkin ya akan berubah dengan Potter, tapi kalau saya jadi dia setelah apa yang terjadi dengan Tuchel, saya akan sangat waspada," kata mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, dikutip Sky Sports.
"Meski begitu cepat atau lambat, dia akan beranjak dari Brighton karena dia bekerja dengan brilian di sana, semua orang suka sepakbola yang dimainkan timnya. Saya rasa dia tidak bisa menolak kesempatan ini, tapi saya enggak akan terkecoh dengan kata-kata 'Chelsea akan melakukan segala sesuatunya dengan berbeda ke depannya' kalau itu muncul di diskusi," imbuhnya.
Carragher sendiri ragu Potter cocok untuk Chelsea.
Ia pribadi lebih memilih Mauricio Pochettino, yang juga muncul sebagai kandidat manajer baru klub London barat tersebut.
Pochettino saat ini masih menganggur setelah dipecat Paris Saint-Germain di akhir musim lalu.
"Kalau saya seorang suporter Chelsea dan ditanyai siapa yang ingin saya lihat untuk menangani tim, saya akan menjawab Mauricio Pochettino," pungkas Carragher. [gun]