WAHANANEWS.CO, Jakarta - Stefano Cugurra, pelatih kepala Bali United, menyampaikan kritik tajam terhadap penggunaan teknologi VAR (Video Assistant Referee) di kompetisi Liga 1 Indonesia usai laga melawan Persija Jakarta pada Sabtu (10/5/2025).
Dalam sesi konferensi pers setelah pertandingan, Cugurra mempertanyakan akurasi keputusan yang diambil melalui VAR dan menilai sistem tersebut masih belum dijalankan secara profesional.
Baca Juga:
AFC Umumkan VAR Akan Diterapkan di Piala Asia 2023
“Ini, saya tidak tahu orang bisa ada di dalam VAR buat anulir gol ini. Kita kecewa sekali. Gol ini harus benar-benar sah. Waktu kita cetak gol bisa beda. Pasti kita punya lebih semangat,” kata Cugurra, dikutip dari baliutd.com.
Kekecewaan Cugurra, yang kerap disapa Teco, muncul karena gol Rahmat Arjuna untuk Bali United dianulir oleh wasit Muhammad Santoso meski tayangan ulang VAR menunjukkan tak ada pelanggaran yang jelas.
Keputusan tersebut dinilai merugikan tim Serdadu Tridatu.
Baca Juga:
Enam Wasit VAR Dipecat Terkait Kasus Rasisme Terhadap Vinicius
Selain menyoroti kualitas penggunaan VAR, Cugurra juga mengkritik kompetensi perangkat pertandingan, terutama para wasit.
Ia menilai, untuk meningkatkan kualitas kompetisi, PSSI seharusnya mempertimbangkan penggunaan wasit asing agar dapat memotivasi wasit lokal untuk meningkatkan kemampuan.
“Di sepak bola modern, ada pemain asing, ada pelatih asing. Menurut saya wasit seharusnya juga ada asing. Bisa tuntut yang lokal untuk bersaing. Cuma sekali kami dipimpin wasit asing, orang Malaysia. Yang lain semua wasit lokal,” lanjut Cugurra.
Masalah performa wasit di Liga 1 sebenarnya bukan hal baru.
Dalam sejumlah pertandingan, seperti laga Persib Bandung kontra Persis Solo, publik juga mengkritik keputusan wasit yang tidak memberikan kartu merah atas pelanggaran keras terhadap Febri Hariyadi.
Kejadian serupa juga terjadi dalam laga pekan ke-31 antara PSM Makassar dan PSS Sleman, di mana pihak PSM merasa dirugikan oleh sejumlah keputusan pengadil lapangan.
Dengan makin banyaknya protes dan keluhan dari klub, pelatih, dan suporter, desakan terhadap PSSI agar melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja wasit dan petugas VAR pun semakin kuat.
PSSI dinilai perlu menetapkan standar yang lebih ketat dan melakukan pelatihan ulang demi meningkatkan kualitas perwasitan di masa mendatang.
“Pelatih kena hukuman, pemain juga. Tapi waktu wasit salah, saya tidak lihat ada hukuman. Mereka pimpin lagi, salah lagi, pimpin lagi,” ujar Cugurra seperti dikutip dari suara.com.
Meski kehadiran VAR sempat disambut positif saat pertama kali diterapkan di championship series Liga 1 musim 2024/2025, praktik di lapangan menunjukkan masih banyak hal yang perlu diperbaiki.
Keputusan yang diambil tidak selalu akurat dan kadang justru menimbulkan kontroversi baru. PSSI pun diharapkan menjadikan masalah ini sebagai bahan evaluasi penting menjelang bergulirnya musim berikutnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]