WahanaNews.co | Masakan Padang memiliki citarasa yang khas sehingga banyak digemari masyarakat Indonesia. Restoran yang menyajikan masakan Padang pun tersebar di mana-mana.
Bagaimana membedakan rumah makan Padang yang asli? Dilansir dari situs web makanan dan minuman, PergiKuliner, berikut enam ciri-ciri rumah makan Padang yang asli:
Baca Juga:
Ketua PP Muhammadiyah Saad Ibrahim Hadiri Milad Ke-69 UM Sumatera Barat
1. Cara Penyajian Rendang
Daging rendang adalah ciri khas dari masakan Padang sehingga keaslian sebuah restoran Padang bisa ditentukan dari caranya menyajikan rendang. Rendang yang asli rasanya pedas dan tidak manis karena orang Padang tidak akan menyajikan rendang yang manis atau berkuah.
2. Terdapat Sambal Hijau dan Sambal Merah
Baca Juga:
Pemkot Padang Raih Tiga Penghargaan Kemendag atas Perlindungan Konsumen
Selain sambal hijau yang menjadikan khas Padang, ada juga sambal merah, karakter pedasnya lebih dominan dan nyelekit. Jika sambal hijau dibuat dari campuran cabai hijau dan bawang yang diulek. Sambal merah ditemukan pada beberapa menu seperti tumis teri, tumis kentang, dengan campuran bumbu dan ditumis bersama bahan hingga kering.
3. Jerohan yang Gurih dan Empuk
Restoran Padang yang asli tidak pernah ketinggalan jeroan hingga udang. Mengolah jerohan hingga empuk, tidak bau, dan nikmat untuk membuat berbagai kuliner.
4. Tidak Ada Ikan Lele
Restoran Padang yang asli lebih suka menyajikan ikan mas, patin, gurame, atau kakap sehingga tidak akan ditemukan ikan lele. Ikan tersebut lebih enak apabila disajikan dengan kuah gulai.
5. Teh Manis
Teh asli padang adalah varian teh hitam yang rasanya pahit. Sehingga akan tahu perbedaan saat mencicipinya jika disajikan teh yang berwarna coklat terang dan rasanya sama dengan teh-teh celup biasa, kemungkinan bukan restoran Padang otentik. Teh berwarna gelap kehitaman, berkarakter pahit, dan tidak asam, maka restoran Padang tersebut memang asli.
6. Menggunakan Bahasa Minang
Sudah tidak asing mendengae penjual Padang bebahasa Minang. Di restoran Padang yang asli, juru masak dan pelayannya fasih berbahasa Minang sehingga menjadi tempat berkumpul bagi para perantau. [eta]