WahanaNews.co | Upaya
pemulihan kehidupan dan aktivitas ekonomi masyarakat pascagempa di Majene dan
Mamuju terkendala banyaknya kabar miring soal kemungkinan terjadinya tsunami
setelah gempa.
Perwakilan Polda Sulawesi Barat (Sulbar) Kombes Helmi
mengatakan "Dengan adanya kejadian (gempa) yang berturut-turut, muncul
analisa-analisa di televisi, yang berkembang menjadi hoaks, menyebabkan
masyarakat Mamuju dan Majene banyak terpengaruh dengan info tersebut. Ini
kemudian yang memperlambat pemulihan normalisasi kehidupan masyarakat
Sulbar," kata Kombes Helmi dalam konferensi pers virtual BNPB langsung
dari Mamuju, Sulbar, Senin.
Baca Juga:
Berdampak ke Jepang dan Filipina, Gempa M 7,5 Guncang Taiwan
Ia mengatakan dengan banyaknya berita-berita yang
menyebutkan kemungkinan adanya tsunami, masyarakat di Mamuju dan Majene merasa
khawatir untuk kembali ke rumah mereka masing-masing, sehingga banyak di antara
mereka masih mengungsi di sejumlah posko pengungsian.
"Dari pengungsi-pengungsi yang ada itu kebanyakan
mereka bukan karena kondisi rumahnya rusak berat, tapi karena dibayangi
kekhawatiran adanya tsunami, ada gempa dengan kekuatan lebih yang akan
menimbulkan tsunami," katanya.
"Sehingga seharusnya tidak sebanyak ini (pengungsinya).
Sebetulnya yang memang bisa mengungsi adalah orang-orang yang rumahnya hancur
total, rusak berat atau sedang. Yang rusak ringan atau mungkin masih utuh
sebetulnya mereka tidak perlu menjadi pengungsi," kata dia lebih lanjut.
Baca Juga:
BMKG Wanti-wanti Potensi Bahaya Sesar Sumatera di Sumbar
Sementara itu, untuk mencoba menghidupkan aktivitas ekonomi
masyarakat, Polda Sulbar mencoba meyakinkan para pengusaha retail untuk bisa
kembali memulai operasionalnya, dan saat ini telah ada dua minimarket yang
dibuka di wilayah tersebut.
"Jadi siang sampai sore ini dua sudah beroperasi dengan
baik. Dan tentunya di tahap awal kami lakukan penjagaan, penempatan personel
kepolisian sebanyak 8 orang di masing-masing tempat," katanya.
Selain itu, mereka juga membantu mendistribusikan logistik
dan bantuan yang masuk ke posko gabungan di wilayah Majene dan Mamuju kepada
warga yang membutuhkan. [qnt]