WahanaNews.co | Pagoda adalah tanaman sayuran jenis sawi berpenampilan unik. Berbeda dengan jenis sawi lainnya, pagoda memiliki bentuk menyerupai bunga mekar dengan daun bentuk oval berwarna hijau tua.
Sawi ini memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan jenis sawi lainnya, sehingga prospeknya begitu menjanjikan.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Budidaya sawi pagoda dilakukan dengan sistem hidroponik. Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, berikut cara menanam pagoda dengan sistem hidroponik.
Penyemaian
Kegiatan penyemaian bisa dilakukan pada rockwool. Setelah itu, tanam benih pada rockwool. Lalu, tempatkan rockwool tersebut pada nampan yang sudah berisi air.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Kemudian persemaian di tempatkan di lokasi yang mendapatkan penyinaran cukup, namun terlindungi dari air hujan. Lakukan pengamatan setiap hari dan siram persemaian menggunakan spray apabila rockwool terlihat kering.
Pindah tanam
Bibit sawi pagoda yang sudah memiliki 2 hingga 3 daun sudah bisa dipindahkan ke sistem hidroponik. Pemindahan dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak rusak.
Bibit pagoda bisa ditempatkan pada netpot. Setelah itu, letakkan netpot berisi bibit pagoda pada sistem hidroponik.
Pemeliharaan tanaman
Tanaman pagoda yang sudah dipindahkan ke sistem hidroponik perlu dicek secara berkala. Tanaman juga harus diberi nutrisi dari campuran air, larutan nutrisi A, dan larutan nutrisi B.
Selain itu, lakukan juga pengendalian hama dan penyakit tanaman menggunakan pestisida nabati. Penyemprotan pestisida nabati bisa dilakukan setiap tiga hari sekali pada sore hari.
Panen
Sawi pagoda biasanya bisa dipanen saat berumur 30 hingga 35 hari setelah tanam. cara panennya cukup dengan mencabut tanaman sampai ke akarnya. Setelah itu, pisahkan antara akar dengan daunnya. [eta]