WahanaNews.co | Mantan Raja Spanyol Juan Carlos berusia 84 tahun, sebelumnya hidup di pengasingan akibat dikaitkan dengan penyelidikan dugaan korupsi. Namun pada Maret lalu, penyelidikan itu dihentikan.
Raja ini kembali ke negaranya pada Kamis (19/5/2022) setelah hampir dua tahun di pengasingan di Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini disampaikan langsung oleh istana kerajaan Spanyol.
Baca Juga:
Akui Palestina Merdeka, Bendera Spanyol, Norwegia, dan Irlandia Berkibar di Tepi Barat
Di Spanyol, Raja Juan Carlos berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya di Sanxenxo. Selain itu, ia akan melihat putranya Raja Felipe VI di ibu kota Madrid.
Meski telah diizinkan kembali, Raja Juan Carlos disebutkan akan kembali ke UEA pada Senin mendatang.
"Kunjungan itu adalah bagian dari keinginannya untuk mengunjungi keluarga dan teman-temannya secara teratur di Spanyol dalam suasana pribadi," kata pernyataan istana dikutip dari BBC, Jumat (20/5/2022).
Baca Juga:
Menhan Spanyol: Perang di Gaza Palestina Adalah Genosida, Harus Segera Dihentikan
Kembalinya mantan raja itu terjadi setelah ia mengirim surat kepada putranya pada bulan Maret.
Dimana dia mengatakan kepadanya bahwa dia ingin kembali "tepat waktu" ke Spanyol setelah kantor jaksa agung negara itu menangguhkan penyelidikan terhadapnya.
Ketika surat itu dikeluarkan pada bulan Maret, pemerintah Spanyol mengatakan Juan Carlos berhutang penjelasan kepada publik Spanyol. Ini terutama terkait kewenangan ekonominya.
Juan Carlos turun tahta pada tahun 2014 setelah hampir 40 tahun berkuasa. Ia menyerahkan kekuasaan kepada putranya Felipe.
Keputusannya untuk menyerahkan tahta datang setelah penyelidikan korupsi yang melibatkan suami putrinya.
Pada Juni 2020, Mahkamah Agung Spanyol meluncurkan penyelidikan atas dugaan keterlibatan Raja Juan Carlos dalam kontrak kereta api berkecepatan tinggi di Arab Saudi.
Sementara itu, selain korupsi, Raja Juan Carlos juga memiliki skandal di mana ia disebut berkencan dan meniduri hampir 5 ribu orang wanita. Kelakuannya ini disebut telah diidapnya selama puluhan tahun.
"Juan Carlos I adalah pecandu seks sejati dan pemangsa seksual," kata seorang kritikusnya, Martinez Ingles, kepada New York Post pada 2020 lalu. [tum]